Dengan transaksi berjalan yang solid, meski ada kemungkinan defisit sepanjang tahun ini, maka rupiah berpotensi tetap stabil cenderung menguat. Berdasarkan indikator Moving Average (MA), rupiah saat ini tengah menjauhi area MA-50 yang mengindikasikan tren penguatan bisa berlanjut.
Terdapat level yang sangat menarik dicermati pada trendline garis hijau di level Rp14.800/US$. Level ini menjadi krusial, karena jika berhasil tertembus maka rupiah berpeluang menguat menuju Rp14.710/US$. Bahkan dalam skenario yang lebih optimistis bisa ke Rp 14.675/US$.
Lelang sukuk banjir peminat
Penguatan rupiah pekan ini terjadi di tengah kuatnya sentimen bullish di pasar obligasi domestik. Itu terlihat dalam gelar lelang sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah (SBSN) kemarin yang mendapat animo tinggi dari pasar.
Nilai penawaran masuk dalam lelang sukuk mencapai Rp54,75 triliun, naik 34% dibandingkan lelang sukuk sebelumnya dan menguatkan sinyal masih bullish-nya pasar obligasi domestik.
Namun, sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani perihal rencana pengurangan penerbitan surat utang di sisa tahun ini seiring masih berlangsungnya surplus APBN dalam empat bulan berturut-turut, lelang hari ini juga hanya menyerap nilai penawaran masuk jauh di bawah target indikatif.
"Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang dengan total nominal dimenangkan dari enam seri yang ditawarkan sebesar Rp7 triliun," tulis Kementerian Keuangan RI, Selasa (23/5/2023).
Para peserta lelang paling banyak mengincar seri PBS036 yang jatuh tempo 2025 dengan nilai incoming bids mencapai Rp15,53 triliun. Disusul oleh PBS037 dengan maturity date 2036 sebesar Rp11,89 triliun dan PBS034 yang akan jatuh tempo 2039 mencatat penawaran masuk hingga Rp10,93 triliun.
Tingginya permintaan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) membuat tingkat yield atau imbal hasil di pasar surat utang negara juga melandai.
Dalam lelang sukuk hari ini, terpantau yield untuk seri favorit seperti PBS036 turun signifikan dengan yield rata-rata tertimbang dimenangkan sebesar 5,96%, jauh menurun dibandingkan lelang sebelumnya di mana tingkat yield tercatat 6,24%.
Yield yang rendah berimbas pada biaya pinjaman (borrowing cost) pemerintah juga ikut turun. Hal yang sama juga terjadi dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) pekan lalu yang mencatat penurunan yield signifikan.
(rui)