Hungaria, negara Uni Eropa yang paling dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, memblokir bantuan keuangan Uni Eropa senilai 500 juta Euro (Rp 8 triliun) ke Ukraina. Mereka juga menentang sanksi baru terhadap Rusia.
Pandangan Orban bertentangan dengan analisis sekutu Ukraina yang memasok senjata ke Kiev menjelang serangan balasan yang diperkirakan akan dimulai musim semi ini. Sementara mereka sadar akan kemungkinan terobosan dramatis, mereka mendukung rencana Presiden Volodymyr Zelenskiy untuk mengalahkan Rusia dan merebut kembali wilayah.
Orban mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, sebuah sikap yang disorot oleh para kritikus sama saja dengan meminta Ukraina untuk menyerah.
Ia juga setuju dengan Kremlin dengan mengulang narasi yang membingkai perang sebagai konflik proksi antara Rusia dan AS, dan mengatakan pertempuran hanya bisa berhenti ketika Moskow mencapai kesepakatan dengan Washington. Sementara AS mengatakan Ukraina harus memutuskan bagaimana dan kapan siap untuk berdamai.
Pendekatan Orban ke Ukraina dan hubungan dekat dengan Rusia hanya memperburuk hubungan dengan sekutu Hongaria di UE dan NATO yang telah lama mengkritik konsolidasi kekuasaannya selama lebih dari satu dekade, dan pengejaran 'demokrasi tidak liberal' yang menolak nilai-nilai multikultural.
Orban menambahkan dia berharap mantan Presiden AS Donald Trump akan memenangkan pemilihan kembali tahun depan. Dan meskipun ia berselisih dengan Presiden Joe Biden, mengkritik AS sangat tidak dibenarkan.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto mengumumkan Hungaria akan memblokir bantuan Uni Eropa ke Ukraina dan sanksi anti-Rusia, mengikuti keputusan Kyiv untuk menempatkan OTP Bnk Nyrt., pemberi pinjaman terbesar Hungaria, dalam daftar sponsor perang internasionalnya.
Menteri Luar Negeri menegaskan kembali sikap Hungaria pada Senin (22/05/2023) pada pertemuan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Brussels, yang menuai teguran dari anggota Uni Eropa lainnya.
"Saya kecewa, atau lebih tepatnya kesal, karena perilaku teman-teman kami dari Hungaria," kata Menteri Pertahan Jerman Boris Pistorius kepada wartawan di Brussel, Selasa (23/05/2023). "Hal ini mencegah penggantian dari apa yang dibiayai oleh negara-negara anggota lainnya untuk mendukung Ukraina. Ini bukan perilaku yang baik."
OTP mempertahankan bisnis di Rusia dan Ukraina, namun dikatakan keputusan presiden mencegahnya menjual unit mereka di Rusia. Mereka menolak klaim mendukung perang Rusia dan secara terbuka mendukung Ukraina.
"Ini masalah prinsip," kata Orban di forum tersebut. "Jika negara seperti Ukraina ingin mendapatkan dukungan keuangan, jika Anda membutuhkan uang kami, tolong hormati kami dan jangan beri sanksi perusahaan kami."
Pemerintah Negara Qatar adalah penjamin dari Forum Ekonomi Qatar, didukung oleh Bloomberg.
--Dengan asistensi dari Arne Delfs.
(bbn)