Logo Bloomberg Technoz

Kepada Bloomberg Television, Fernandes mengatakan, maskapai dari grup Capital A Bhd. tersebut akan memanfaatkan kondisi ini untuk meluncurkan penerbangannya di dua negara baru ASEAN. Pada Desember lalu, AirAsia memang sudah mengumumkan rencana untuk beroperasi di wilayah Kamboja.

"Ini benar-benar saatnya bagi Asia untuk berkembang," kata Fernandes.

AirAsia sendiri telah mengoperasikan maskapai penerbangan murah di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka menutup operasinya di Jepang dan India.

Dengan pulihnya pariwisata, AirAsia akan mengoperasikan 210 pesawat dalam waktu sekitar dua bulan. Menurut Fernandes, AirAsia harus tumbuh dengan mengoperasikan sebanyak 300 pesawat dalam empat sampai lima tahun ke depan. Angka ini akan mendongkrak jumlah penerbangan menjadi 150 juta dari sebelumnya hanya sekitar 80 juta penumpang.

"Ini adalah kebangkitan dari dua tahun lalu ketika kami berjuang untuk bertahan hidup," kata Fernandes.

Sementara rantai pasokan dan penundaan produksi berpengaruh pada industri secara global, Fernandes mengaku yakin produsen mesin dan Airbus SE akan 'sama-sama bertindak' dalam enam bulan ke depan.

Dalam wawancara terpisah, Fernandes mengatakan AirAsia sedang mempertimbangkan perluasan rute di Timur Tengah.

"Berkendara keliling Qatar dan melihat Abu Dhabi, Dubai, dan Oman, kami rasa kami bisa memberikan keterjangkauan kepada masyarakat di sini untuk pergi ke Asia Tenggara, dan untuk Asia Tenggara kami dapat membuka pasar yang sangat baru," kata Fernandes. "Pergi ke Timur Tengah telah membuka mata saya."

Fernandes mengatakan juga ingin mencari pendanaan dari investor di Timur Tengah untuk bisnis AirAsia yang masih belum pulih dari pandemi.

"Banyak orang yang telah mendekati kami," katanya tanpa menyebutkan nama.

--Dengan asistensi dari Archana Narayanan.

(bbn)

No more pages