“Hal negatif yang berhembus membuat ketidakpastian meningkat di Adani Group, terlebih soal tata kelola dan utang. Besar pengaruhnya ke pasar,” jelas Kaveh Namazie, analis kredit ANZ Banking Group Ltd.
Penurunan paling dalam terjadi adalah Adani Ports and Special Economic Zone’s 2024 notes, sebesar US$ 3,7 sen. Menjadi penurunan terbesar dalam sehari sejak April 2020. Berdasarkan Bloomberg’s BVAL valuation service, pada perdagangan Rabu kemarin, harga obligasi Adani Group turun pada kisaran US$ 1-14 sen.
Adani yang memiliki kedekatan hubungan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, tengah menggalang dana 200 miliar rupee atau sekitar Rp 37,41 triliun kepada publik dengan menawarkan 18,27 miliar lembar lewat penerbitan saham sekunder.
Pada September 2022, unit Fitch Group CreditSights berpendapat bahwa leverage Adani Group potensi meningkat seiring agresivitas bisnis yang bermodal dari surat utang. Sebagai investor mengambil posisi sell usai mencermati perkembangan berita Adani akhir-akhir ini.
Namun Namazie masih menaruh harapan pada Adani karena tidak banyak perusahaan sejenis yang mempunyai indikasi baik. Kas dan profitabilitas Adani menurut Namazie masih positif. Terlebih dari fundamental, pelabuhan Adani punya posisi baik.
(bbn)