Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham GIAA telah disuspensi oleh otoritas Bursa sejak 18 Juni 2021 silam, yang disebabkan oleh penundaan sejumlah pembagian berkala atau kupon sukuk global.

Kinerja fundamental

Pada kinerja keuangan kuartal I-2023. Garuda Indonesia mencetak rugi bersih mencapai US$110,03 juta atau setara dengan Rp1,61 triliun.

Sejatinya pendapatan Garuda Indonesia meningkat signifikan dari sebelumnya US$350,15 juta pada kuartal I-2022 menjadi senilai total US$602,99 juta pada kuartal I-2023.

Meningkatnya pendapatan didukung penuh oleh pendapatan dari segmentasi penerbangan berjadwal sebesar US$506,82 juta, serta segmentasi pendapatan lain-lain yang naik menjadi US$83,35 juta.

Meski pendapatan melesat 72%, beban terpantau cukup besar, yakni beban operasional mencapai US$346,18 juta dan beban pemeliharaan US$78,82 juta. Bersamaan dengan beban yang tinggi, Garuda Indonesia juga mencetak beban keuangan US$110,75 juta.

Adapun kerugian yang terjadi pada kuartal I-2023 ini membebani dalam pos ekuitas yang sudah negatif sejak 2022 kemarin. Ekuitas Garuda Indonesia tercatat minus US$1,6 miliar atau setara dengan Rp23,6 triliun. 

(fad)

No more pages