Bloomberg Technoz, Jakarta - Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin telah memulai kunjungan dua hari ke China, setelah Moskow berniat memperdalam hubungan perdagangan dengan Beijing di tengah meningkatnya isolasi internasional karena perang di Ukraina.
Dalam forum bisnis Rusia-China di Shanghai pada Selasa (23/5), Mishustin mengatakan para petani di negaranya siap untuk meningkatkan ekspor pertanian secara signifikan ke China, dilaporkan oleh kantor berita Rusia Interfax.
Sang politisi Rusia, yang telah mendapatkan sanksi dari AS, Australia, Kanada, Uni Eropa, Selandia Baru, dan Inggris, menambahkan perdagangan di China telah membantu Rusia mengurangi 'ketergantungannya pada dolar'. Upaya itu juga didukung dengan meningkatnya perdagangan mata uang nasional kedua negara, katanya.
Kunjungan perdana Mushustin ke China sebagai perdana menteri dilakukan saat Presiden Xi Jinping mengirim utusan ke Ukraina dan beberapa negara Eropa. Hal ini melambangkan bagaimana Beijing menyeimbangkan hubungan dengan Moskow, dan di saat bersamaan juga mencoba menggambarkan Xi sebagai pembawa perdamaian global dengan membuat ikatan unik dengan kedua pimpinan negara yang tengah berkonflik.
Menurut pemerintah Rusia, Mishustin diperkirakan akan bertemu dengan Xi dan Perdana Menteri Li Qiang di Beijing pada Rabu (24/5) untuk membahas kerja sama di bidang energi, infrastruktur transportasi, dan pertanian. Ia juga akan bertemu dengan mantan Presiden Brasil Dilma Rousseff, yang saat ini menjabat sebagai kepala New Development Bank di Shanghai.