Sedangkan peso memimpin penguatan 0,17% pagi ini, bersama yuan offshore yang naik 0,05%.
Indeks dolar AS pagi ini bergerak menguat di kisaran 99,1, setelah kemarin ditutup menguat pertama kali usai tergerus selama empat hari perdagangan beruntun.
Pelemahan rupiah pagi ini juga berlangsung kendati aksi beli di bursa saham domestik berlanjut. IHSG dibuka menguat 0,78% dan selanjutnya makin menguat dengan kenaikan hampir 1% di level 6.600.
Di pasar surat utang, mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) harganya bergerak naik, terindikasi dari penurunan tingkat imbal hasil di hampir semua tenor.
Yield 2Y turun 1 bps pagi ini kini di 6,584%. Lau tenor 5Y juga turun yield-nya 0,9 bps dan tenor 10Y kini di 6,984% mencerminkan penurunan yield 0,5 bps.
Ramalan IMF
Selain menunggu keputusan RDG BI, rupiah juga memiliki sentimen buruk dari ramalan terbaru IMF. Perang dagang yang diperkirakan menyeret perekonomian dunia jadi lemah, juga akan membuat ekonomi RI terpuruk.
Pada 2025 ini, IMF memprediksi perekonomian Indonesia hanya tumbuh 4,7%. Begitu juga pada tahun 2026. Prediksi itu jauh lebih rendah dibanding perkiraan IMF sebelumnya di angka 5,1%.
Itu menjadi kabar pahit melengkapi prediksi yang sudah keluar sebelumnya akan dampak perang dagang terhadap perekonomian domestik. Sebelumnya, Bloomberg Economics juga memperkirakan ekonomi RI hanya akan tumbuh 4,9% pada tahun ini dan tahun 2026, terdampak perang dagang.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah memiliki level support terdekat di Rp16.900/US$ sampai dengan Rp16.950/US$, dengan mencermati support terkuat rupiah pada Rp17.000/US$.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis paling potensial kembali pada level Rp16.800/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp16.700/US$.
Selama rupiah bertengger di atas Rp16.900/US$ bahkan Rp17.000/US$ usai tertekan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah menyusul pasar offshore sebelumnya hingga Rp17.100/US$.
Sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga Rp16.700/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat ke Rp16.500/US$.
(rui)


























