Kegelisahan ini juga menyebar ke pasar kredit AS. Dalam derivatif, biaya untuk melindungi sejumlah sekuritas kredit bermutu tinggi dari gagal bayar naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu minggu.
Tiga perusahaan dengan peringkat investasi mempertimbangkan untuk menjual obligasi pada Senin. Namun, setelah melihat latar belakang pasar, dua perusahaan memilih mundur, dan hanya American Express Co yang melanjutkan penjualan.
Trump berbicara di Truth Social pada Senin, meningkatkan tekanan pada Gubernur The Fed dengan bersikeras bahwa "hampir" tidak ada inflasi dan sudah waktunya untuk "pemotongan preemptive." Analisis terakhir dari indeks inflasi pilihan The Fed masih di atas target bank sentral, dan akan ada analisis baru pekan depan.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett mengatakan pada Jumat bahwa Trump sedang mempelajari apakah dia bisa memecat Powell. Komentar tersebut menimbulkan pertanyaan baru tentang apakah The Fed bisa mempertahankan independensinya yang sudah lama ada saat Trump semakin melampiaskan ketidakpuasannya karena bank sentral tidak bergerak lebih cepat untuk menurunkan suku bunga.
"Jika Powell dipecat, reaksi awalnya akan berupa suntikan volatilitas yang sangat besar ke pasar keuangan, dan arus keluar yang paling dramatis dari aset-aset AS yang bisa dibayangkan," ujar Michael Brown, ahli strategi riset senior di Pepperstone.
"Tidak hanya independensi The Fed yang jelas-jelas terancam, tetapi prospek de-dolarisasi dan pergerakan menjauh dari hegemoni AS menjadi semakin realistis."
Ketakutan ini digaungkan oleh para elit hedge fund. Paul Singer, pendiri Elliott Investment Management, baru-baru ini memperingatkan dalam acara privat di Abu Dhabi bahwa dolar AS mungkin akan kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan, menurut beberapa orang yang hadir.
Menurut Christopher Wong, ahli strategi mata uang di Oversea-Chinese Banking Corp, menegur The Fed berisiko mempolitisasi kebijakan moneter AS dengan cara yang dianggap sangat meresahkan pasar.
"Terus terang, memecat Powell merenggangkan kepercayaan," kata Wong. "Jika kredibilitas The Fed dipertanyakan, ini dapat sangat mengikis kepercayaan terhadap dolar."
Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,7% pada Senin. Setiap mata uang dari negara anggota G-10 menguat terhadap dolar AS. Lonjakan yen membebani indeks saham di Jepang, mendorong Nikkei 225 jatuh 1,3%.
Di Asia, China memperingatkan negara-negara agar tidak membuat kesepakatan dengan AS yang dapat merugikan kepentingan Beijing, meningkatkan taruhan dalam perang dagangnya dengan Washington dan menunjukkan bagaimana negara-negara lain berisiko terjebak di tengah-tengah keduanya.
Sementara itu, pejabat Bank of Japan memandang ada sedikit kebutuhan untuk mengubah sikap mereka saat ini guna menaikkan suku bunga secara bertahap untuk saat ini, meski ada ketidakpastian yang berasal dari tarif AS, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Harga minyak mentah WTI turun sekitar 2% menjadi di bawah US$64 per barel. Pasar saham Eropa sebagian besar masih tutup karena hari libur nasional.
(bbn)




























