Logo Bloomberg Technoz

Transisi Energi, PT Bayan Sebut Batu Bara Masih 31,8 Miliar Ton

Krizia Putri Kinanti
22 May 2023 19:45

Konveyor mengangkut batubara ke tepi sungai yang dioperasikan oleh PT Bayan Resources Tbk di Kalimantan Timur. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Konveyor mengangkut batubara ke tepi sungai yang dioperasikan oleh PT Bayan Resources Tbk di Kalimantan Timur. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur PT Bayan Resources, Alexander Ery Wibowo mengatakan, perusahaan tambang atau industri batu bara sebenarnya mendukung program pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Meski demikian, kata dia, saat ini masih dalam proses transisi energi sehingga masih banyak industri dan kegiatan masyarakat yang membutuhkan batu bara.

Kata dia, sejumlah sumber energi listrik dan energi lainnya masih membutuhkan batu bara sebagai bahan baku. Selain itu, dia pun mencatat, kekayaan alam Indonesia berupa batu bara masih mencapai 31,8 miliar ton, pada 2022.

“Butuh waktu sesuai teknologi dan investasi secara keekonomisan," kata Alexander, Senin (22/5/2023).

Menurut dia, perkembangan dunia pasti akan melahirkan teknologi baru yang lebih modern untuk menjawab kebutuhan transisi energi. "Kesempatan tetap ada, tapi pelaku penambang harus bisa kelola sebaik mungkin untuk melakukan green ekonomi," ujar Alexander.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang masih belum bisa memastikan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk “menyuntik mati” Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon 1 sebagai langkah agresif menghadapi perubahan iklim.