“Pendidikan vokasi memiliki peran yang penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia [SDM] unggul yang siap terjun ke dunia kerja,” katanya saat meresmikan kampus ASTRAtech.
Sebagai catatan, ASTRAtech merupakan sekolah vokasi yang didirikan pada 1995, semula bernama Akademi Teknik Federal dan kemudian berganti nama menjadi Politeknik Manufaktur Astra pada 2001. Kemudian pada April 2021, resmi berganti nama menjadi Politeknik Astra atau ASTRAtech.
Lebih lanjut, Djony menjelaskan bahwa ASTRAtech merupakan institusi pertama di Asia yang menerapkan program sertifikasi German Bachelor Professional (Meister) bidang Otomotif sesuai standar sertifikasi Meister di Jerman, suatu skema pengembangan SDM yang menjadi salah satu kunci sukses daya saing industri Jerman.
“Hingga kini, ASTRAtech telah berhasil meluluskan 33 orang dengan gelar German Bachelor Professional bidang Otomotif,” ungkapnya.
ASTRAtech memiliki beberapa pengajar dengan sertifikasi Meister dan juga pengajar profesional dari industri Grup Astra dengan tujuan untuk mendorong peningkatan kualitas lulusan.
Hingga saat ini, ASTRAtech telah meluluskan 4.057 Ahli Madya yang mana 943 mahasiswa di antaranya merupakan penerima Program Beasiswa yang disalurkan Astra melalui YABI. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata 50% dari lulusan ASTRAtech telah diserap Grup Astra dan selebihnya diserap oleh perusahaan di luar Grup Astra.
Dalam mewujudkan konsep Society 5.0, ASTRAtech melahirkan inovasi unggulan dengan hasil kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan juga pihak industri. Seperti kolaborasi bersama Grup Astra melalui WINTEQ dari PT Astra Otoparts Tbk untuk kembangkan mesin Computer Numerical Control (CNC) Multifungsi ‘INNOSTRA’, selanjutnya bersama industri lain untuk kembangkan Heavy Loaded Trackless Automated Guided Vehicle (“AGV”) dengan bobot kapasitas hingga 400 Kg, dan Serviced/Customized Drone yang terkoneksikan dengan jaringan 5G Mobile Networks.
(rez/roy)