Logo Bloomberg Technoz

Produksi MHP Terdampak Longsor di IMIP, Harga Nikel Bisa Naik?

Redaksi
16 April 2025 09:20

Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian
Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Gangguan produksi mixed hydroxide precipitate (MHP) dari Indonesia, usai longsor di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada 22 Maret 2025, berisiko mengakibatkan kegundahan di pasar nikel dunia.

Analis komoditas dan pendiri Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono memperingatkan bahwa insiden longsor, terutama jika terjadi di areal penambangan atau fasilitas pengolahan utama seperti tailing PT QMB New Energy Materials, berpotensi mendisrupsi produksi nikel RI secara signifikan.

“Penghentian operasional sebagian atau seluruh pabrik, seperti yang dilaporkan terjadi pada PT QMB, akan secara langsung mengurangi output nikel,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (16/4/2025).

Tidak hanya itu, dia menggarisbawahi pengurangan produksi oleh penambang lain di kawasan IMIP juga akan berkontribusi terhadap penurunan produksi nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) secara agregat. 

Produk turunan nikel, mixed hydroxide precipitate (MHP), produksi Harita Nickel./Bloomberg-Dimas Ardian

Dia berpendapat, dengan posisi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia, gangguan produksi yang signifikan di Morowali pasti akan memengaruhi pasokan global.