Logo Bloomberg Technoz

Di Balik Perburuan Emas, Saham & Obligasi Ketika Daya Beli Lesu

Redaksi
16 April 2025 10:32

Calon pembeli Logam Mulia menunggu antrean di Butik Emas Antam, Pulogadung, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Calon pembeli Logam Mulia menunggu antrean di Butik Emas Antam, Pulogadung, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Animo masyarakat investor di Tanah Air membiakkan dana mereka di berbagai aset, terlihat masih tinggi, di tengah tingkat keyakinan konsumen yang merosot ke level terendah dalam enam bulan, menandai penurunan dalam tiga bulan beruntun, juga di tengah kondisi penghasilan masyarakat serta daya beli yang melemah.

Bukan cuma emas batangan saja yang diborong di mana-mana seperti terlihat dari berbagai video amatir yang beredar di media sosial. Investasi yang memberikan pendapatan tetap seperti Surat Berharga Negara (SBN) juga laris manis diburu. 

Hari ini, masa penawaran SBN ritel berjenis sukuk tabungan seri ST014 telah ditutup dengan nilai pemesanan masuk melampaui target alias oversubscribed. Pemerintah belum merilis angka resmi pemesanan dan penerbitan ST014.

Yang pasti, pemerintah semula menargetkan penjualan ST014 ini di kisaran Rp15 triliun. Namun, sampai jelang penutupan masa penawaran, nilai pemesanan yang masuk sudah di atas Rp20 triliun, seperti dilansir dari media lokal.

Laris manis sukuk tabungan, SBN ritel kedua yang dijual pemerintah tahun ini, memperpanjang catatan tentang tingginya minat masyarakat berinvestasi di surat berharga negara. Pada Februari lalu, penjualan ORI027, seri obligasi ritel juga memecahkan rekor penerbitan tertinggi SBN ritel, senilai Rp37,36 triliun.

Calon pembeli Logam Mulia menunggu dibukanya gerai Butik Emas Antam, Pulogadung, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)