Asing Terus Jual Saham & Obligasi RI, Bisakah Rupiah Berjaya?
Tim Riset Bloomberg Technoz
16 April 2025 08:10

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpotensi kembali tertekan dalam perdagangan di pasar spot hari ini, di tengah kebangkitan lagi indeks dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, rilis pertumbuhan ekonomi Tiongkok serta proyeksi perdagangan global terbaru oleh WTO pada Rabu waktu setempat.
Rupiah juga masih dibayangi sentimen negatif dari penurunan keyakinan konsumen domestik yang ambles ke level terendah sejak Oktober lalu di tengah rasio tabungan masyarakat yang tertekan makin dalam.
Hari ini, pasar akan mencermati juga laporan survei penjualan eceran yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia. Laporan itu akan memberi gambaran seberapa besar dampak kelesuan daya beli terhadap laju penjualan ritel ketika puncak musim perayaan Idulfitri bulan lalu.
Indeks dolar AS kemarin ditutup menguat 0,6% kembali di level 100,21 pada penutupan bursa New York. Walau pagi ini indeks tergerus lagi di bawah level 100 dan memberi ruang penguatan pada sebagian besar mata uang Asia seperti baht, yen, dolar Singapura juga yuan offshore.
Di pasar offshore, rupiah Nondeliverable Forward (NDF) kemarin juga ditutup melemah 0,2% di level Rp16.847/US$. Pagi ini, rupiah offshore masih stagnan di kisaran Rp16.840/US$.