“Kami ingin persaingan. Kami menginginkan dua pendarat,” kata Administrator NASA Bill Nelson pada konferensi pers.
Ia mengatakan bahwa program tersebut memang bergantung pada kemitraan publik-swasta. “Ini membantu NASA berbagi risiko teknis dan risiko finansial.”
NASA mengatakan kontrak dengan Blue Origin itu bernilai sekitar US$3,4 miliar dan perusahaan mengatakan akan menambahkan dana sehingga total biaya sekitar US$7 miliar (Rp 104,2 triliun).
Blue Origin dalam hal ini akan mengembangkan Blue Moon, desain pesawat ruang angkasa yang diluncurkan pada tahun 2019. Untuk sampai ke bulan, pendarat akan diluncurkan di atas roket New Glenn generasi terbaru Blue Origin.
Tujuannya agar Blue Moon siap membawa manusia ke bulan untuk misi Artemis V NASA, penerbangan besar kelima dalam program tersebut. Program ini hendak mendaratkan perempuan dan orang kulit berwarna pertama di bulan.
Program inibertujuan untuk menciptakan kehadiran manusia yang berkelanjutan di permukaan bulan, dengan meluncurkan serangkaian penerbangan manusia ke sekitar bulan selama dekade berikutnya.
Selama misi Artemis V, dijadwalkan untuk sementara pada tahun 2029, pesawat pendarat diharapkan untuk membawa manusia ke permukaan dari stasiun luar angkasa yang diharapkan NASA agar dibangun di sekitar bulan.
(bbn)