“Pemerintah sekarang sudah menyiapkan 57 juta pohon untuk ditanam dan sedang dalam pembibitan. Pohon berikutnya ada 17 juta yang siap ditanam. Itu upaya bagaimana kita memperbaiki lahan-lahan yang kosong dan rusak atau deforestasi, kita punya ketegasan jadi saya pikir clear kok,” katanya.
Sebelumnya, pada pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen di sela ajang G7 di Hiroshima, Jepang, Presiden Joko Widodo menyampaikan harapannya agar negosiasi terkait dengan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dapat segera diselesaikan.
“Terkait dengan Indonesia-UE CEPA, Indonesia berharap negosiasi selesai paling lambat tahun depan," ujar Jokowi dilansir Sekretariat Presiden.
Menyinggung UU Deforestasi UE, Presiden mengatakan sejak awal pembahasan, Indonesia telah menyampaikan keberatan atas regulasi tersebut. Menurutnya, regulasi tersebut dapat menghambat perdagangan dan merugikan petani kecil di Indonesia.
“Proses benchmarking dengan cut of date mulai 2020 harus betul-betul terbuka dan objektif. Sebagai informasi, laju deforestasi Indonesia 2019—2020 telah turun 75% menjadi 115 ribu hektare. Ini laju terendah sejak 1990 dan terus mengalami penurunan,” ucapnya.
Presiden menyampaikan Indonesia dan Malaysia akan melakukan misi bersama ke Brussels untuk menyampaikan kembali keberatan terhadap berbagai regulasi UE yang merugikan dan menyampaikan data-data konkret yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi UE dan dapat dijadikan bahan pembuatan kebijakan yang objektif.
(krz/wdh)