Risiko Resesi AS Masih Tinggi, Meski Trump Tunda Tarif Resiprokal
News
12 April 2025 09:20

Bloomberg Technoz, Jakarta - Para ekonom Wall Street mempertahankan perkiraan mereka bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan melambat tajam. Mereka juga memperingatkan risiko resesi masih tinggi meski Donald Trump memutuskan menunda tarif resiprokal pada berbagai mitra dagang AS.
Morgan Stanley, BNP Paribas, RBC Capital Markets, Barclays Plc, dan UBS mengeluarkan proyeksi terbaru pada Kamis dan Jumat untuk produk domestik bruto (PDB) yang berkisar antara -0,1% hingga 0,6% pada tahun 2025, dan pertumbuhan 0,5% hingga 1,5% pada tahun 2026.
Mereka memperkirakan tingkat pengangguran akan naik hingga hampir 5% tahun depan dan inflasi lebih tinggi pada kuartal-kuartal mendatang.
Pesimisme yang masih ada di antara para ekonom agak kontras dengan sinyal dari pasar saham, yang telah menguat sejak Presiden Donald Trump mengumumkan menunda tarif "timbal balik" untuk negara-negara mitra dagang AS selain China selama 90 hari dan menaikkan bea masuk atas impor China hingga 145%.
Menurut Bloomberg Economics, setelah bolak-balik pada Rabu, tarif rata-rata AS kurang lebih tetap sama, berkisar di level tertinggi dalam lebih dari satu abad, dan hampir 24 poin persentase lebih tinggi daripada saat Trump menjabat.