Angka indeks ekspektasi UMKM terhadap kondisi ekonomi untuk tiga bulan pertama di 2023 juga naik dari 126 ke 130. Selain itu, indeks kepercayaan pelaku UMKM kepada pemerintah naik 127 ke 138.
Indeks ini, kata Sunarso, menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah mengelola dan mengkonsolidasikan perekonomian sehingga tetap bisa tumbuh.
“Kita lihat peluang resesi rendah tapi kita tidak boleh sembrono, kita tetap harus waspada. untuk itu kita perlu sinergi yang luar biasa antar bidang dan antar stakeholder,” ia menegaskan.
Lebih lanjut, Sunarso mengatakan UMKM memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data BRI, selama satu dekade terakhir, mampir 99% pelaku usaha di Indonesia berasal dari entitas UMKM. Sementara, entitas korporasi dan konglomerasi besar hanya 0,1% dan entitas menengah hanya 0,09%.
“Kalau kita lihat kontribusinya terhadap perekonomian, kontribusi UMKM terhadap PDB 62,55% dan ternyata 97,22% tenaga kerja Indonesia dipekerjakan di segmen UMKM,” jelasnya.
Menurut Sunarso, salah satu yang menjadi perhatian BRI ialah target porsi kredit terhadap UMKM yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2024.
BRI menjadi bank yang paling berkontribusi dalam pembiayaan UMKM secara nasional yaitu sebesar 67%. Secara keseluruhan, kontribusi perbankan dan lembaga pembiayaan dalam pembiayaan baru berkisar 21%. Sementara Presiden Joko Widodo telah menargetkan porsi kredit UMKM yang disalurkan perbankan minimal 30% pada 2024.
“Portofolio kredit UMKM di BRI sendiri sekarang sudah 84% dari total portofolio kredit BRI. Jadi, BRI hanya memberi kredit terhadap segmen wholesale dan korporasi sekitar 16% saja. Kita ingin porsi kredit UMKM pada 2025 mencapai 85%,” kata Sunarso.
(tar/wep)