“Selama Lebaran, kami tutup 2 hari. Di hari ke-3 baru buka kembali. Dan mulai dari hari ke-3 ini sudah kembali ramai dan bisa bertahan sampai libur sekolah anak-anak selesai,” tambahnya.
Dari Warung Kecil ke Legenda Pasar Berkat Dukungan BRI

Pertumbuhan Warung Bu Sum tak lepas dari dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Udiyanti mengaku awalnya ragu mengajukan pinjaman, namun akhirnya merasa terbantu dengan proses yang cepat dan mudah.
“Pertama kali saya pinjam KUR BRI itu totalnya sekitar Rp50 juta. Lalu, saya ajukan pinjaman lagi sebesar Rp100 juta, Rp150 juta, dan terakhir Rp250 juta. Jadi totalnya ada empat kali pengajuan pinjaman. Kebanyakan digunakan untuk mengembangkan usaha warung saya, seperti membeli etalase yang lebih besar dan bagus, menambah meja dan kursi, membeli kulkas dan freezer, dan sekaligus jadi modal tambahan juga,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa layanan dari BRI sangat memudahkan. Pasalnya, warung makan yang dulu hanya kecil-kecilan, kini bisa semakin besar dan dikenal semenjak mendapatkan bantuan dana dari BRI.
“Program ini sangat membantu, karena pelayanan dari BRI juga lancar dan mempermudah. Kalau ada kebutuhan tertentu juga prosesnya cepat dan langsung ditolong. Saya cukup puas dan senang dengan kehadiran dari program pendanaan untuk UMKM dari BRI. Saya harap, program ini tetap bisa membantu para UMKM kecil sampai bisa sesukses usaha saya." Tutupnya.
Di sisi lain, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan UMKM melalui KUR. “Kisah warung legendaris Bu Sum di Yogyakarta dapat menjadi cerita inspiratif, bagaimana pendanaan KUR BRI dapat membantu pengusaha UMKM untuk dapat terus mengembangkan dan memperluas usaha,” ujarnya.
Melalui program KUR dan inisiatif Asta Cita, BRI berupaya memberikan akses pembiayaan yang luas dan inklusif, demi memperkuat peran UMKM dalam ketahanan ekonomi nasional.
(tim)