Logo Bloomberg Technoz

Dari aksi korporasi ini, Perusahaan mengestimasi jumlah dana segar yang akan diterima sebanyak-banyaknya Rp5,9 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi, dana hasil Rights Issue ini seluruhnya akan digunakan untuk penambahan modal ke entitas anak perseroan, PT JIA. Selanjutnya, JIA akan menyalurkan dana tersebut kepada PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), yang akan memanfaatkannya (98,36%) untuk pembangunan jaringan Fiber to The Home (FTTH) sebanyak 4 juta sambungan di Pulau Jawa. Sisanya (1,64%) akan digunakan sebagai modal kerja.

Sebelumnya, yang juga jadi motor melesatnya harga saham, imbas tersiarnya rumor perihal WIFI yang akan mengambilalih saham PT Indosat Tbk (ISAT).

Selentingan kabar dari pelaku pasar terkait masuknya WIFI ke Indosat terungkap. PT Solusi Sinergi Digital Tbk berencana mengambilalih saham Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd di Indosat. Namun demikian pada Februari kemarin, WIFI menepis rumor tersebut melalui keterbukaan informasi resmi di laman Bursa Efek Indonesia.

Menyusul rekannya di saham-saham Teknologi yang melesat signifikan, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), juga berhasil menguat seiringan dengan fundamental Perusahaan yang melaju positif.

Saham DCII secara Year to Date Menguat 262% (Bloomberg)

DCI Indonesia mencatatkan laba bersih hingga Rp796,47 miliar di sepanjang tahun 2024 atau melejit 54% dari sebelumnya Rp514,23 miliar pada tahun 2023.

Sedang laba per saham emiten data center milik orang terkaya di Indonesia versi Bloomberg, Otto Toto Sugiri meningkat naik menjadi Rp334/saham dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp216/saham pada tahun 2023.

Pendapatan DCII sampai dengan penutupan tahun 2024 tercatat mencapai Rp1,81 triliun atau tumbuh 38% dibandingkan tahun lalu di Rp1,30 triliun. Hal ini dinilai analis pasar saham, Panin Sekuritas, didorong oleh peluang pada bisnis data center seiring dengan berkembangnya AI.

“Perlu diketahui bahwa peluang bisnis data center di Indonesia masih cukup luas,” mengutip paparan Panin Sekuritas dalam risetnya, Jumat (11/4/2025).

Menurut catatan DCII, kapasitas data center di Indonesia saat ini ada di 200 Megawatt dengan perkiraan kebutuhan atas 277 juta masyarakat Indonesia mencapai 2.000 Megawatt.

“Kenaikan saham berbasis data center seiring dengan menguatnya permintaan pusat data dan tren teknologi yang mengarah ke Artificial Intelligence (AI).”

Yang juga sama potensialnya, saham AREA juga melejit signifikan mencapai tiga digit sentuh 102% di mana AREA, atau PT Dunia Virtual Online Tbk merupakan Perusahaan penyedia layanan data center yang telah tersertifikasi. Punya rekam jejak yang baik, data center yang andal.

AREA memiliki tiga data center di tiga lokasi berbeda yakni AREA31 Cimanggis, AREA31 Gedung Cyber, dan AREA31 Gedung TIFA I dan II serta mendapatkan pasokan listrik sebesar 25 MW.

Berdasarkan data Bloomberg, IDXTECHNO tercatat telah menguat 75% sejak awal tahun, atau sepanjang tahun berjalan 2025. Sementara itu, IHSG masih melemah 11% secara year to date.

IHSG Masih Minus 11%

Adapun otoritas menilai penurunan IHSG yang terjadi merupakan cerminan dari masih tingginya tekanan pasar di tengah sentimen negatif dari kondisi perekonomian global.

Investor asing atau non–resident juga mencatatkan penjualan bersih (net sell) saham mencapai Rp29,92 triliun secara ytd, dengan Rp8,02 triliun di antaranya terjadi pada Maret.

Untuk merespons kondisi pasar, OJK telah menerapkan sejumlah kebijakan mitigasi volatilitas.

“Kami telah mengambil kebijakan Buyback Saham tanpa RUPS dan penundaan implementasi pembiayaan transaksi short–selling. Selain itu, kami juga meminta Bursa Efek untuk melakukan penyesuaian batas Trading Halt serta pemberlakuan asymmetric Auto Rejection saham,” papar Inarno.

Hingga 9 April 2025, terdapat 21 emiten yang menyatakan rencana untuk melakukan Buyback Saham tanpa RUPS, dengan total anggaran sebesar Rp14,97 triliun. Dari jumlah tersebut, 15 emiten telah merealisasikan Buyback Saham senilai Rp429,72 miliar.

(fad/wdh)

No more pages