Rully menambahkan bahwa penurunan tajam IHSG pada awal perdagangan Selasa lalu, menciptakan peluang karena banyak saham kini terlihat "murah" secara valuasi. Namun demikian, investor tetap perlu waspada karena tekanan eksternal dan ketidakpastian global masih membayangi, sehingga "risiko ke depan masih sangat tinggi."
Dalam kondisi pasar yang mulai mencoba rebound, Rully merekomendasikan beberapa saham berbasis fundamental kuat untuk investasi jangka panjang. Di antaranya adalah:
- BBCA (Bank Central Asia)
- AMRT (Alfamart)
- ICBP (Indofood CBP)
- JPFA (Japfa Comfeed).
Sekadar catatan, sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Presiden AS Donald Trump mengumumkan menunda tarif tinggi untuk puluhan mitra dagang AS selama 90 hari. Sembari melangsungkan pengecualian, bea masuk untuk China meningkat menjadi 125%.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Keputusan presiden ini keluar sekitar 13 jam setelah bea masuk tinggi terhadap 56 negara dan Uni Eropa mulai berlaku, yang memicu gejolak pasar dan ketakutan akan resesi.
Trump mengatakan ia ‘mengesahkan jeda 90 hari’ pada tarif resiprokal bagi negara-negara yang tidak membalas AS. Hal ini turut menggairahkan bursa saham dunia, termasuk Wall Street yang alami pergerakan terbaiknya sejak tahun 2008.
Penundaan ini tidak termasuk tarif pada China, yang dinaikkan Gedung Putih menjadi 125% setelah negara Asia tersebut membalas pada hari sebelumnya dengan pungutan 84% terhadap impor AS.
“Saya telah mengesahkan penangguhan selama 90 hari dan penurunan tarif resiprokal secara substansial selama periode ini, sebesar 10%, yang juga akan segera berlaku,” kata Trump.
(lav)

























