Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sepanjang pekan lalu hingga mendekati level psikologis Rp15.000/US$. Hari ini pelemahan nilai tukar rupiah diperkirakan akan berlanjut di tengah berbagai isu dan sentimen dari pasar global, terutama terkait perkembangan polemik batas pagu utang (debt celing) Amerika dan arah bunga Federal Reserve, bank sentral AS.

Dari analisis teknikal, nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan menuju support selanjutnya di level Rp15.016/US$. Adapun support psikologis rupiah ada di level Rp15.000/US$ yang menjadi target pelemahan terdekat.

Sedangkan level resistance rupiah ada di Rp14.874/US$ dengan resistance berikut di level Rp14.834/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah.

Tekanan jual di pasar obligasi

Di tengah berbagai sentimen terkait arah bunga Federal Reserve dan polemik batas pagu utang Amerika Serikat yang masih berujung, para pemodal asing di pasar obligasi tercatat melepas kepemilikan mereka di Surat Berharga Negara (SBN) hingga ke level terendah sejak awal April 2023.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI, kepemilikan asing di SBN per 17 Mei lalu tercatat sebesar Rp821,26 triliun. Malah pada 15 Mei, porsi kepemilikan SBN oleh asing terjatuh ke posisi Rp818,96 triliun, terendah sejak awal April lalu. Pada hari itu, asing melepas SBN hingga Rp8,39 triliun, meski keesokan harinya pemodal nonresiden mencatat beli  bersih lagi sebesar Rp2,3 triliun.