Analis: Likuiditas Melimpah & Valuasi Murah, Saatnya Beli Saham
Redaksi
10 April 2025 10:13

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penundaan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang diumumkan tengah malam waktu Indonesia tadi, telah memberi energi luar biasa pada pasar keuangan di seluruh dunia. Euforia beli melesatkan harga saham dari New York, Tokyo, Seoul, hingga Jakarta pagi ini.
Penundaan tarif yang diusung oleh Presiden AS Donald Trump selama 90 hari, memberi kelegaan besar pada pasar yang telah terjebak kemelut paling buruk sejak 2008 lalu.
Analis menilai, perubahan konteksi makro global itu menjadi sinyal beli yang dapat dimanfaatkan oleh para investor di pasar saham domestik, ketika 'panggung' sudah siap mendukung reli taktis di tengah limpahan likuiditas yang diperkirakan membanjir ketika harga saham-saham sudah di bawah nilai wajarnya.
Head of Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan, dalam jangka pendek, fundamental makro global masih sama, sementara kekhawatiran tentang tarif hanya dalam jangka panjang. Tetapi, stimulus moneter dari AS, Eropa, dan Tiongkok akan segera membanjiri pasar. Sementara dari dalam negeri, dukungan juga tak kalah menarik.
"Akan ada suntikan likuiditas tambahan dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang jatuh tempo senilai Rp403 triliun (USD24 miliar). Diskusi kami baru-baru ini dengan pengelola dana pensiun terbesar di Indonesia BPJamsostek mengonfirmasi bahwa kepemilikan SRBI yang jatuh tempo akan secara bertahap diinvestasikan kembali ke ekuitas — bagian dari komitmen jangka menengah mereka untuk mendukung IHSG," kata Satria dalam catatannya pagi ini.
