Logo Bloomberg Technoz

Valuasi IHSG Sudah Murah usai Terpeleset Lebih dari 16% di 2025

Muhammad Julian Fadli
09 April 2025 13:20

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyeret banyak sentimen negatif bagi pasar saham. Kinerja IHSG yang menjadi acuan investor pasar modal Indonesia pun mengalami turbulensi hebat, sekaligus menjadi yang terlemah sejak Mei 2021 atau dalam empat tahun perdagangan saham.

Sepanjang 2025, IHSG telah turun 16,48%. Nilai Rupiah terhadap dolar AS juga melemah 4,71% ptp hingga perdagangan siang hari ini, Rabu 9 April yang turut menjadi pemberat IHSG.

IHSG Turun 16% Lebih Secara Year to Date atau di Sepanjang Tahun 2025 (Bloomberg)

Terbaru, AS mengancam menambahkan tarif 50% pada barang-barang asal China, di samping tarif resiprokal 34%, sehingga menjadi 104% dan mulai berlaku pada Rabu tengah malam.

Merespons itu China tetap bersikeras akan berjuang sampai final dalam menghadapi tarif terbaru, menyebut eskalasi tersebut sebagai ‘kesalahan di atas kesalahan.’ seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Perang tarif tersebut tidak hanya menggerogoti IHSG, namun juga Bursa Asia regional. Seperti halnya PSEI (Filipina), SETI (Thailand), KLCI (Malaysia), NIKKEI 225 (Tokyo), Shenzhen Comp. (China), dan juga Shanghai Composite (China), yang tertekan di zona merah year-to-date/ ytd.