Logo Bloomberg Technoz

Efek Tarif Trump: Tambang RI Rawan Tekan Produksi, Sulit Ekspor

Mis Fransiska Dewi
09 April 2025 11:10

Truk melaju di sepanjang jalan akses tambang nikel milik PT Hengjaya Mineralindo di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian
Truk melaju di sepanjang jalan akses tambang nikel milik PT Hengjaya Mineralindo di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Industri tambang di Indonesia dinilai bakal melakukan langkah efisiensi termasuk mengurangi volume produksi, sebagai imbas tidak langsung dari kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

“Seluruh industri tentu akan melakukan langkah efisiensi, termasuk mengurangi volume produksi, sementara sambil menunggu kepastian dampak dan regulasi turunan lainnya yang akan Amerika lakukan,” kata Ketua Indonesia Mining & Energi Forum (IMEF) Singgih Widagdo saat dihubungi, Rabu (9/4/2025).

Singgih mengungkapkan negara tujuan ekspor utama komoditas pertambangan RI—seperti China dan India — diyakini akan berhitung ulang mengenai seluruh biaya manufaktur (manufacture cost) agar dapat berkompetisi di tengah tarif yang tinggi, termasuk dalam hal ongkos energinya.  

Negara asal impor batu bara China pada 2024./dok. Bloomberg

Imbas kondisi tersebut, China dan  India yang merupakan importir terbesar batu bara Indonesia tentu akan mengupayakan untuk meningkatkan produksi tambang domestik mereka.

“Dengan kondisi ini, saya yakin harga batu bara di pasar global akan mengalami tekanan dan harga diproyeksikan akan turun. Demikian juga produk mineral lain, seperti nikel dan lainnya,” ujarnya.