Logo Bloomberg Technoz

Tekanan di Pasar Surat Utang RI akan Berlanjut, Yield Bisa 7,15%

Redaksi
09 April 2025 08:52

Pasar keuangan RI terpukul perang dagang, menekan IHSG dan harga surat utang negara (Diolah)
Pasar keuangan RI terpukul perang dagang, menekan IHSG dan harga surat utang negara (Diolah)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar keuangan domestik hari ini kemungkinan akan menghadapi 'pertempuran yang sesungguhnya' setelah pada perdagangan hari pertama pascalibur kemarin masih mengalami lag effect. 

Tensi perang dagang yang semakin memanas terutama antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, jelang 'gong' resmi pemberlakuan tarif resiprokal AS ke 60-an negara di dunia, termasuk Indonesia, telah membuat para pelaku pasar terus menyalakan risk-off di hampir semua jenis aset dan beralih memburu aset safe haven

Pasar surat utang RI hari ini kemungkinan akan menghadapi tekanan lebih lanjut setelah kemarin yield di semua tenor melesat naik tertekan arus jual yang membesar. Intervensi Bank Indonesia berhasil mengimbangi tekanan jual di pasar sehingga yield SUN-10Y yang sempat naik 17 bps menyentuh 7,17%, terkerek turun jadi 7,08%.

Akan tetapi, gejolak di pasar surat utang global sepertinya masih akan membebani pasar SUN hari ini. "Kami memprediksi berlanjutnya tekanan jual atas yield 10Y SUN dengan target rentang 7,10-7,15%, karena yield spread 10Y SUN dengan UST [surat utang AS] yang menipis 3,3 bps menjadi 278,7 bps," kata tim analis Mega Capital Sekuritas dalam catatannya, pagi ini.

Pergerakan rupiah spot, NDF offshore juga JISDOR, IHSG, Yield SUN serta DXY pada hari pertama pasar dibuka 8 April 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Investor US Treasury terindikasi mengambil posisi defensif di tengah ancaman dari Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif tambahan 50% bagi barang impor dari China. Sebelumnya, pemerintah China menyatakan siap mengeskalasi perang dagang dengan AS hingga titik darah terakhir.