Sebaliknya, angkutan barang lewat udara dan kereta api mengalami penurunan secara bulanan. "Sementara itu moda angkutan udara domestik mengalami penurunan sebesar 1,98%," terangnya.
Habibullah juga melaporkan penurunan tarif angkutan udara atau pesawat menyumbang andil deflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret tahun 2025 sebesar 0,04% dan dengan tingkat deflasi sebesar 4,83%.
Kelompok transportasi secara historis pada periode 2022 sampai dengan 2024 selalu mengalami inflasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri. Namun, pada Ramadhan dan Idulfitri 2025, kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,08% dengan andil sebesar 0,01%.
"Deflasi kelompok ini didorong oleh penurunan tarif angkutan udara yang menyumbang andil deflasi sebesar 0,04%."
Lebih lanjut, dia menerangkan, komoditas yang mengalami inflasi pada kelompok transportasi adalah komoditas tarif angkutan antar-kota dengan tingkat inflasi sebesar 7,61% dan andil inflasi sebesar 0,02%.
Untuk diketahui, BPS melaporkan IHK Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 1,65% secara bulanan (month-to-month/mtm). Kenaikan IHK terjadi dari 105,48 pada Februari 2025 menjadi 107,22 pada Maret 2025.
"Secara tahunan inflasi 1,03% dan tahun kalender inflasi 0,39%. Tingkat inflasi Maret 2025 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya dan Maret 2024," kata Habibullah.
Berdasarkan kelompok pengeluaran secara bulanan, inflasi tertinggi berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yakni mencapai 8,45% dengan andil inflasi 1,18%.
(lav)

































