Logo Bloomberg Technoz

Pandangan Analis Soal Kejatuhan IHSG

Recha Tiara Dermawan
08 April 2025 09:45

Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar saham Indonesia dibuka dengan kejatuhan tajam mencapai 9% pada hari pertama perdagangan usai libur panjang Lebaran. Sentimen negatif dari eskalasi perang dagang global yang dipicu kebijakan tarif agresif Presiden AS Donald Trump menghantam pasar keuangan dunia dan menjalar hingga ke bursa Tanah Air.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terkoreksi tajam begitu perdagangan dibuka pagi ini. Investor merespons negatif kondisi eksternal yang memburuk cepat sejak pekan lalu, ketika S&P 500 dan Nasdaq di Amerika Serikat anjlok masing-masing 9,1 persen dan 9,8 persen secara mingguan. Bursa Asia dan Eropa juga terkena dampak serupa, dengan Nikkei Jepang turun 9 persen dan Euro Stoxx 50 melemah 8,5 persen.

“Ini adalah kejatuhan pasar global paling dalam sejak pandemi COVID-19. Imbasnya tak bisa dihindari, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yang sangat bergantung pada perdagangan dan arus modal asing,” ujar Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Kepanikan pasar dimulai sejak Presiden Trump mengumumkan 2 April 2025 sebagai “Liberation Day”, yang disertai kebijakan tarif 10 persen atas seluruh impor, dan tarif khusus sebesar 34 persen untuk China serta 20 persen untuk Uni Eropa. Tak butuh waktu lama, China langsung membalas dengan menetapkan tarif serupa atas semua barang asal AS, termasuk produk pertanian, otomotif, dan teknologi. Uni Eropa juga mengancam balasan serupa dan menggugat ke WTO.

Di tengah eskalasi proteksionisme global, pasar Indonesia yang baru aktif kembali justru terkena gelombang pertama kepanikan investor. Selain tekanan di pasar saham, nilai tukar Rupiah juga sempat menyentuh level Rp17.000 per dolar AS di pasar offshore selama libur Lebaran.