Logo Bloomberg Technoz

IHSG Merosot, Analis Sebut Waktu yang Tepat Beli Saham

Redaksi
08 April 2025 09:26

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Analis saham menilai kekuatan ekonomi domestik akan membuatnya tidak terlalu rentan terhadap guncangan perdagangan global, dan pemulihan pasar keuangan berbentuk V (V-shaped market rebound) akan segera terjadi karena dukungan likuiditas global.

Satria Sambijantoro Head of Research Bahana Sekuritas berpendapat, ketika ETF (Exchange-Traded Fund) ekuitas Indonesia telah turun hingga -10% dalam sepekan saat pasar saham domestik tutup, hampir dapat dipastikan bahwa 'pemutus arus' akan terpicu saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka untuk pertama kalinya usai libur panjang Idulfitri, pada Selasa (8/4/2025).

"Namun, ada kemungkinan pembeli institusional asing dan lokal akan muncul, dengan tingkat uang tunai yang sudah tinggi karena penjualan ekuitas telah meningkat sebelum liburan panjang Idulfitri," ujar Satria dalam hasil risetnya, dikutip Selasa (8/4/2025).

Bagi Indonesia, ekspor Amerika Serikat (AS) hanya mencakup 2% dari produk domestik bruto (PDB). Paparan makro terkecil di Asia Tenggara, dibanding Thailand yang mencapai 11%, dan Malaysia 10%.

Produk Indonesia akan dikenakan pajak sebesar 32% oleh AS. Namun, ini tetap menjadi salah satu tarif impor terendah di antara pusat-pusat tenaga kerja murah, dengan bea masuk hampir 37%-49% diterapkan ke Banglades, Kamboja, Tiongkok, Sri Lanka, dan Vietnam — pesaing Indonesia untuk menarik investasi langsung asing.