Logo Bloomberg Technoz

Rupiah offshore bahkan sempat menyentuh level terlemah di Rp17.348/US$ pada Senin pagi, sebelum akhirnya Bank Indonesia memutuskan memperluas intervensi hingga ke pasar valas forward di Asia, Eropa serta Amerika. 

Pada penutupan pasar kemarin, rupiah NDF akhirnya ditutup menguat 0,63% di level Rp16.915/US$, ketika indeks dolar AS ditutup menguat juga 0,23% di level 103,25.

Pagi ini, rupiah offshore di sesi perdagangan Asia dibuka menguat tipis di Rp16.914/US$.

Pada pukul 07:35 WIB, rupiah offshore bergerak di kisaran Rp16.962/US$ setelah sempat merosot di Rp17.047/US$, mengisyaratkan sinyal bahwa Bank Indonesia mungkin masih siaga berjaga di pasar offshore juga untuk mengelola persepsi para traders di bursa domestik hari ini.

Gambaran itu memberikan petunjuk bahwa pergerakan rupiah di pasar spot hari ini kemungkinan akan cenderung liar dengan potensi pelemahan yang besar.

Rupiah spot yang terakhir ditutup di posisi Rp16.560/US$, potensial mencoba menjebol support terdekat.

Bank Indonesia mengatakan akan berada di pasar sejak awal pembukaan perdagangan spot domestik. 

"BI akan melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik sejak awal pembukaan tanggal 8 April 2025 dengan intervensi di pasar valas (Spot dan DNDF) serta pembelian SBN di pasar sekunder," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, kemarin.

Penekanan kata 'agresif' menjadi hal berbeda dari pernyataan-pernyataan BI sebelumnya yang biasanya mengatakan 'intervensi secara berani'.

"Pergeseran nada Bank Indonesia dari 'berani' menjadi 'agresif' patut untuk dicatat, dengan intervensi yang langka dilakukan di pasar NDF offshore," kata Wee Khoon Chong, Senior APAC Market Strategist di BNY, dilansir dari Bloomberg News.

Menurut analis, BI sepertinya berupaya melempar sinyal pada para traders di pasar domestik agar tidak terlalu 'bearish' terhadap rupiah juga bahwa BI akan memastikan likuiditas yang dibutuhkan.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah di pasar spot berpotensi melanjutkan tren pelemahan menuju Rp16.600/US$ sampai dengan Rp16.650/US$, dengan mencermati support kuat rupiah di level Rp16.700/US$.

Sementara trendline sebelumnya pada time frame daily menjadi resistance terdekat potensial pada level Rp16.500/US$. Kemudian, target penguatan lanjutan untuk kembali ke level Rp16.480/US$.

Mencermati tren perdagangan sepekan ke depan, selama rupiah bertengger di atas Rp16.700/US$ usai pelemahan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah hingga Rp16.800/US$ hingga Rp17.000/US$ menyusul nilai rupiah di pasar offshore.

Sebaliknya apabila terjadi penguatan optimis di Rp16.500/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat dan uji resistance baru hingga Rp16.400/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 8 April 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Volatilitas kian liar

Lanskap pasar global semakin liar dengan ancaman baru Presiden AS Donald Trump pada Tiongkok yang telah membalas dengan tarif 34% untuk barang-barang dari Negeri Paman Sam.

Trump mengancam akan mengenakan tarif impor tambahan sebesar 50% terhadap China, sembari mempersiapkan negosiasi dengan Jepang dan Israel, yang membuat pasar kesulitan memahami niatnya atas rencana tarifnya yang luas.

Pasar saham berfluktuasi liar pada Senin (7/4/2025) saat Trump mengunggah berbagai pembicaraan dengan mitra dagang ke media sosialnya, dan volatilitas semakin melonjak setelah laporan keliru tentang kesediaan presiden untuk mempertimbangkan jeda tarif menyeluruh, yang dibantah oleh Gedung Putih.

Ucapan Trump tersebut merupakan sinyal bahwa ia bersedia menghadiahi negara-negara yang mengambil pendekatan damai dan menghukum mereka yang berniat membalas tarif AS.

Indeks saham di Wall Street masih ditutup merah meski Nasdaq ditutup naik tipis 0,1%. Namun, dinamika di pasar surat utang AS, Treasury, memberikan perubahan narasi yang super cepat yang harus dicerna oleh pasar.

Yield 10Y yang sempat turun di bawah 4%, kini kembali menapak naik hingga 18,3 bps pagi ini menyentuh 4,180% di kala para traders memprediksi Federal Reserve, bank sentral AS, akan memangkas bunga acuan lebih cepat dan lebih banyak pada tahun ini sebagai 'pertolongan' terhadap perekonomian yang potensial terkontraksi.

Di pasar spot Asia hari Selasa, pergerakan mata uang bervariasi. Won menguat 0,26%, bersama dolar Singapura 0,15%, yen 0,14% dan yuan offshore 0,02%.

Sementara baht malah anjlok sampai 1,37% pagi ini, ditemani oleh dolar Hong Kong dan ringgit yang melemah tipis 0,03% dan 0,02%.

Bursa saham Asia sebagian rebound dengan indeks Nikkei di Jepang naik 6%, Topix melompat lebih dari 6%. Sedangkan indeks saham di Korea, Kospi dan Kosdaq juga bangkit dengan penguatan hampir 2%.

-- update penambahan analisis teknikal rupiah spot.

(rui)

No more pages