Logo Bloomberg Technoz

IHSG Berpotensi Lesu Imbas Trump, Investor Diimbau Tak Panik

Recha Tiara Dermawan
08 April 2025 06:50

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka pada perdagangan pagi hari ini, Selasa (8/4), setelah libur panjang Hari Raya Idulfitri. Dalam hal ini, sentimen ekonomi global yang kurang kondusif berpotensi membayangi pergerakan pasar.

Kekhawatiran pelaku pasar mencuat seiring kejatuhan bursa-bursa utama Asia Pasifik akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) tercatat menjadi yang paling terpukul setelah aksi balasan dari Tiongkok terhadap tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

Sejumlah pelaku pasar bahkan menyuarakan kekhawatiran bahwa IHSG bisa mengalami Auto Reject Bawah (ARB) dan potensi penghentian sementara perdagangan (trading halt) jika tekanan jual menguat.

Menanggapi situasi tersebut, Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada mengingatkan pelaku pasar untuk tetap rasional dan tidak larut dalam kepanikan.

“Jangan over panic dengan kondisi ini. Naik turunnya market karena persepsi para pelaku pasar dalam menilai sentimen yang ada di depan matanya. Para pelaku pasar lah yang membuat IHSG dan saham-saham di dalamnya naik dan turun, bukan karena sentimen semata,” ujar Reza kepada media, Selasa (8/4).