Logo Bloomberg Technoz

Redam Efek Perang Dagang, Pemerintah Bisa Kucurkan Stimulus

Redaksi
08 April 2025 07:20

Pembeli berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (7/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pembeli berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (7/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perang dagang dipicu oleh langkah Presiden Amerika Serikat (AS) menggeber tarif universal sekaligus tambahan tarif resiprokal pada puluhan negara sekaligus, berpotensi menjatuhkan pertumbuhan ekonomi RI tahun menjadi tak sampai 5%.

Kombinasi dari perang dagang yang melemahkan ekspor, penyumbang sekitar 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sejauh ini, dengan konsumsi domestik yang melemah, dapat membuat pertumbuhan RI makin terpuruk. 

"Ada risiko penurunan yang signifikan bagi ekonomi Indonesia untuk hanya tumbuh sebesar 4,50% tahun ini, di bawah proyeksi pertumbuhan PDB kami yang direvisi turun pada bulan Maret sebesar 4,80%," kata tim analis Mega Capital di antaranya Lionel Priyadi dan Muhammad Haikal, dikutip Senin (7/4/2025).

Ancaman kejatuhan pertumbuhan ekonomi tersebut membutuhkan upaya dari pengelola negara untuk bertindak lebih strategis agar dampak perang dagang tak semakin buruk.

Pemerintah RI dinilai masih memiliki ruang fiskal untuk menggeber stimulus demi membantu meredam dampak tarif bea masuk Trump dari langkah efisiensi belanja negara yang diperkenalkan pada Januari lalu.