Logo Bloomberg Technoz

Risiko Investasi RI Naik 12%, Rupiah Offshore Rp17.339/US$

Ruisa Khoiriyah
07 April 2025 09:30

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gejolak pasar keuangan global yang makin menghebat disulut oleh ketakutan akan dampak perang dagang yang melibatkan hampir semua negara di dunia, akan sulit dihindari oleh bursa domestik yang baru akan buka esok Selasa, usai libur panjang Lebaran 2025.

Para pemodal menaikkan pembelian premi risiko investasi di Indonesia, mengantisipasi kerugian yang kemungkinan membesar ketika pasar kembali dibuka besok. Hal itu terlihat dari pergerakan harga Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun pada Senin pagi ini yang melompat naik sampai 12% menyentuh level 118,77.

Pekan lalu, level CDS sudah di 106,16 dan mencatat kenaikan mingguan hingga 13,6%.

Level CDS saat ini menjadi yang tertinggi sejak 20 Maret 2023 ketika terjadi guncangan pasar akibat kejatuhan beberapa perbankan di Amerika Serikat (AS). Namun, harga premi CDS tersebut masih belum melampaui rekor tertinggi saat pandemi 2020 pecah. Kala itu CDS INDON-5Y melambung hingga level 232,89.

Credit Default Swap merupakan kontrak antara penjual dan pembeli CDS dengan membayar biaya (fixed premium) pada periode tertentu (maturity) dan kompensasi tertentu apabila terjadi credit event, yaitu kondisi kebangkrutan atau gagal bayar. Dengan kata lain, CDS adalah sejenis perlindungan/proteksi atas risiko kredit.