Gejolak Tarif AS vs China Guncang Bursa Saham Asia
News
07 April 2025 08:51

Anand Krishnamoorthy - Bloomberg News
Bloomberg, Pelarian investor dari pasar saham global kian cepat pada Senin (7/4/2025), seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ketegangan memuncak setelah China mengumumkan langkah balasan berupa tarif baru.
Kontrak berjangka indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing anjlok lebih dari 4%, menyusul penurunan tajam pada Jumat lalu. Dari Sydney hingga Tokyo, pasar saham Asia dibuka melemah tajam, diikuti oleh jatuhnya harga komoditas seperti minyak dan tembaga. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun—yang paling sensitif terhadap kebijakan moneter—turun hingga 22 basis poin, sementara mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss melonjak tajam.
Saham-saham di Hong Kong dan China anjlok saat pasar dibuka setelah libur panjang akhir pekan. Hal ini terjadi setelah Beijing mengumumkan tarif 34% untuk semua impor dari Amerika Serikat. Indeks saham teknologi di Hong Kong yang jadi acuan banyak investor turun 11%. Saham-saham Taiwan juga turun hampir 10%.
Pergerakan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran di pasar keuangan global atas upaya Trump mengubah lanskap perdagangan dunia demi kepentingan Washington, yang memicu risiko perlambatan ekonomi. Gubernur bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru merespons dampak tarif ini, meskipun kebijakan tersebut diperkirakan akan memicu perlambatan pertumbuhan dan lonjakan inflasi di AS.