Logo Bloomberg Technoz

Posisi Duta Besar RI untuk AS Kosong di Tengah Tarif Trump 32%

Dovana Hasiana
07 April 2025 07:20

Presiden Prabowo Subianto tiba di Washington DC, Amerika Serikat, pada Minggu, 10 November 2024. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Presiden Prabowo Subianto tiba di Washington DC, Amerika Serikat, pada Minggu, 10 November 2024. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti posisi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) yang kosong di tengah riuh tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump, khususnya sebesar 32% terhadap Tanah Air.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho menyampaikan kritik terhadap kekosongan posisi Dubes Indonesia untuk AS yang telah terjadi sejak Juli 2023.

Saat itu, Rosan Roeslani meninggalkan jabatan sebagai Dubes Indonesia untuk AS karena dilantik sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 17 Juli 2023.

“Sudah hampir dua tahun kita tidak punya wakil di Washington, padahal AS mitra dagang kedua terbesar kita. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian terhadap kepentingan nasional,” kata Andry dalam siaran pers, dikutip Senin (7/4/2025).

Sehingga, Andry mendesak Presiden Prabowo Subianto agar segera menunjuk Duta Besar yang memiliki rekam jejak kuat di bidang perdagangan dan investasi. “Setiap hari tanpa perwakilan di AS adalah hari di mana posisi tawar kita melemah. Kita kehilangan momentum, kehilangan peluang, dan kehilangan kendali,” tutupnya.