"Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, kami telah memutuskan untuk mulai merilis beberapa produk Adidas Yeezy yang tersisa," kata CEO Adidas Bjorn Gulden, yang bergabung dengan Adidas pada Januari, dalam sebuah pernyataan.
“Kami percaya ini adalah solusi terbaik karena menghormati desain yang dibuat dan sepatu yang diproduksi, ini akan bermanfaat bagi kami, menyelesaikan masalah inventaris, dan akan berdampak positif di komunitas kami.”
Adidas mengatakan pada bulan Februari bahwa mereka dapat mengalami kerugian operasional sebanyak 700 juta euro (Rp 11,3 triliun) tahun ini jika terpaksa menghilangkan semua inventaris Yeezy yang ada. Itu akan menjadi kerugian operasional pertama perusahaan dalam setidaknya tiga dekade.
Adapun beberapa organisasi non-pemerintah menyarankan Adidas untuk tidak membakar produk tersebut.
(bbn)