Sebelumnya pada hari yang sama, sedikitnya lima orang tewas dan 34 lainnya terluka akibat serangan drone di Kharkiv, Ukraina timur laut.
Pertahanan Udara Ukraina melaporkan bahwa pihaknya berhasil menjatuhkan 51 dari total 92 drone yang diluncurkan semalam. Meski demikian, sejumlah wilayah seperti Dnipropetrovsk, Kyiv, Zhytomir, dan Sumy tetap mengalami kerusakan. Sebuah drone Rusia juga menghantam pembangkit listrik tenaga panas di Kherson pada Jumat, menurut keterangan Presiden Zelenskiy.
“Rusia tahu persis apa yang mereka serang. Mereka tahu bahwa fasilitas energi seperti ini seharusnya dilindungi dari serangan, sesuai dengan janji yang mereka buat kepada pihak Amerika,” ujar Zelenskiy dalam unggahan di platform X.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya menembak jatuh 49 drone Ukraina yang menyasar sembilan wilayah. Di Saransk, wilayah Mordovia—sekitar 700 kilometer dari perbatasan Ukraina—satu fasilitas produksi menjadi sasaran, menurut gubernur setempat tanpa merinci lebih lanjut. Saluran Telegram Baza menyebut serangan itu menghantam pabrik serat optik besar dan menyebabkan kebakaran.
Jaringan listrik juga mengalami kerusakan akibat serangan drone di wilayah Belgorod, Rusia, demikian disampaikan gubernurnya.
Secara terpisah, Gubernur wilayah Samara di Rusia—sekitar 1.000 kilometer dari Ukraina—melaporkan bahwa sebuah fasilitas industri yang tidak disebutkan namanya terkena serangan drone dan memicu kebakaran, meski tidak menimbulkan korban jiwa. Unggahan yang belum terverifikasi di media sosial menunjukkan adanya serangkaian ledakan di wilayah tersebut.
Di tengah rentetan serangan ini, sejumlah sekutu utama Kyiv di Barat mengecam Rusia karena dianggap memperlambat jalannya negosiasi yang difasilitasi Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dalam pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussels menyebut Moskow “plin-plan” karena terus menyerang infrastruktur energi Ukraina, meskipun telah ada kesepakatan bulan lalu untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas tersebut.
Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya berjanji mengakhiri konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II, akhir pekan lalu menyatakan “sangat marah” terhadap Putin. Namun tak lama kemudian, ia melunakkan pernyataannya dan menyebut yakin bahwa Presiden Rusia itu akan “memenuhi bagiannya dalam kesepakatan.”
Kremlin pada Jumat membantah laporan media yang menyebutkan bahwa Putin dan Trump dijadwalkan melakukan percakapan telepon dalam beberapa hari ke depan.
(bbn)

































