“Prioritas utama kami adalah kepentingan ekonomi jangka panjang Swiss,” ujar Keller-Sutter melalui platform X. “Kepatuhan terhadap hukum internasional dan perdagangan bebas tetap menjadi nilai inti kami.”
Berdasarkan perkiraan dari Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO), kenaikan hambatan dagang sebesar 10% dari AS dapat menurunkan output ekonomi Swiss sebesar 0,3 poin. Maka dari itu, tarif yang diumumkan pada Rabu diperkirakan “dapat menyebabkan penurunan PDB mendekati 1 poin dalam waktu 18 bulan,” menurut riset dari Oddo BHF.
Ketidakpastian akibat tarif tersebut juga bisa mendorong apresiasi nilai franc Swiss, yang pada gilirannya “dapat memperparah deflasi pada sebagian besar barang dan jasa,” kata Arthur Jurus dari Oddo BHF. “Jika tidak menghitung sewa, inflasi Swiss saat ini berada di -0,3%. Penurunan permintaan dan harga impor yang lebih tajam bisa mendorong SNB menurunkan suku bunga hingga 0% atau bahkan ke wilayah negatif dalam waktu yang lebih cepat.”
Tschudin tidak memberikan jawaban langsung mengenai kemungkinan penerapan suku bunga negatif — saat ini suku bunga acuan berada di level 0,25%. Namun ia menekankan bahwa “suku bunga negatif adalah instrumen yang sangat membantu ketika dibutuhkan untuk stabilisasi.” Ia juga menolak berkomentar apakah nilai franc saat ini dinilai terlalu tinggi atau justru terlalu rendah.
Meski begitu, Tschudin tetap menyampaikan nada optimisme secara hati-hati.
“Sebagai negara kecil dengan ekonomi terbuka, Swiss sangat terpapar pada dinamika global,” ujarnya. “Namun dalam beberapa tahun terakhir, Swiss telah mampu menyerap berbagai guncangan dengan cukup baik.”
(bbn)