Logo Bloomberg Technoz

Taktik Industri Tekstil RI Agar Ekspor ke AS Kena Tarif Rendah

Dovana Hasiana
04 April 2025 18:40

Ilustrasi pabrik tekstil./Bloomberg-Luke Dray
Ilustrasi pabrik tekstil./Bloomberg-Luke Dray

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) mengatakan ekspor ke Amerika Serikat tetap bisa dilakukan dengan tarif rendah jika menggunakan minimal 20% bahan baku dari AS.

Dengan kata lain, Ketua Umum Apsyfi Redma Gita Wiraswasta mengatakan, tarif resiprokal untuk Indonesia sebesar 32% bisa berkurang bila industri tekstil Tanah Air menggunakan minimal 20% bahan baku dari AS, salah satunya menggunakan kapas.

"Jadi kalau kita menggunakan minimal 20% bahan baku lokal, itu akan mendapatkan pemotongan tarif," ujar Redma dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (4/4/2025).

Dalam keadaan normal, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia mengonsumsi sekitar US$600 juta kapas dari AS. Pada saat yang sama, Indonesia justru mengimpor benang, kain dan garmen senilai US$6,5 miliar dari China yang kemudian malah mematikan industri TPT dalam negeri karena bersaing dengan tidak sehat.

"Sehingga kami mendorong pemerintah melakukan negosiasi resiprokal dengan AS agar kita bisa mengimpor lebih banyak kapas sebagai trade-off sekaligus mendorong importasi produk-produk AS yang tidak dapat kita produksi," ujarnya.