Logo Bloomberg Technoz

Asosiasi Tekstil Harap RI Tak Relaksasi Impor Gegara Tarif Trump

Dovana Hasiana
04 April 2025 17:40

Aktivitas ekspor dan impor di Pelabuhan Vancouver di British Columbia. (Ethan Cairns/Bloomberg)
Aktivitas ekspor dan impor di Pelabuhan Vancouver di British Columbia. (Ethan Cairns/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sejumlah asosiasi tekstil di Indonesia meminta pemerintah tidak melakukan relaksasi impor hingga mengurangi hambatan non-tarif pada perdagangan di Indonesia. 

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wiraswasta menggarisbawahi penerapan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump memiliki target utama untuk memotong defisit perdagangan dengan negara mitra. 

Terlebih, kata Redma, defisit perdagangan antara AS dan Indonesia mencapai US$17 miliar dolar. Sehingga, Indonesia menjadi salah satu negara yang ditargetkan oleh Negeri Paman Sam dengan menerapkan tarif resiprokal 32%. 

Dalam kaitan itu, asosiasi tekstil di Indonesia justru meminta pemerintah agar mengeluarkan kebijakan segera dalam rangka perlindungan industri dalam negeri dari serbuan produk impor. Selanjutnya, mendorong pemerintah untuk mempertahankan kebijakan Persetujuan Teknis untuk pengaturan impor dan mempertahankan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). 

Selain itu, pemerintah perlu menjawab perang tarif dengan kebijakan tarif, tetapi tidak melakukan pergeseran pada isu hambatan non-tarif atau non-tarrif barier.