Sementara tingkat inflasi AS diperkirakan akan naik jadi 3,7%. Barclays juga memprediksi tingkat pengangguran AS akan meningkat pada akhir tahun ini.
Bank investasi asal Jepang, Nomura Securities International Inc., memperkirakan angka inflasi lebih tinggi untuk AS pada tahun ini.
Nomura memprediksi angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kemungkinan akan naik jadi 4,7%. Sementara PDB Amerika diperkirakan masih akan tumbuh positif sebesar 0,6% pada 2025 ini.
Langkah Trump menggeber tarif perdagangan hingga puluhan persen terhadap banyak negara, memicu kekacauan di pasar di mana para investor ramai-ramai hengkang dari pasar ekuitas dan mengalihkan dana mereka di aset safe haven.
Trump mengatakan, kebijakannya itu bertujuan untuk menyeimbangkan lagi sistem perdagangan global demi kepentingan para pekerja di AS yang menurutnya telah banyak menderita selama puluhan tahun ini akibat kesepakatan tak adil yang dijalankan pemerintah sebelumnya.
Pengenaan tarif impor didasari oleh perhitungan akan nilai surplus dagang mereka dibanding nilai ekspor mereka ke AS.
Tiongkok dikenakan tarif resiprokal 36%, sedangkan Uni Eropa terkena 20%. Negara-negara kawasan ASEAN lebih besar lagi pengenaan tarifnya seperti Vietnam yang diganjar tarif 46% bersama Thailand dan Indonesia masing-masing 36% dan 32%.

Bila pungutan itu terus dilakukan, otomatis suplai barang di AS dari impor akan terdampak. Harganya akan terkerek naik karena tambahan pajak dan para konsumen di AS adalah yang akan merasakan dampak besarnya.
Kenaikan harga barang dan jasa karena lonjakan tarif dagang berpotensi menghapus kemajuan upaya The Fed, bank sentral AS, menjinakkan inflasi selama tiga tahun terakhir.
Inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menjadi salah satu indikator acuan The Fed dalam meramu kebijakan moneter selama ini, sudah berhasil dikerek turun di level 2,8% pada Februari lalu setelah sempat menyentuh level tertinggi di 5,6% pada Februari 2022.
"Jika kita memakai kebijakan [tarif] sebagai asumsi dasar, maka proyeksi inflasi inti PCE tahun ini seharusnya direvisi menjadi di kisaran 4%-5%. Angka 3%-an terlihat sesuai dengan kebijakan terakhir. Ketepatan yang berlebihan terasa tidak perlu dan tidak praktis. Sekarang ini akan terjadi gelombang kedua inflasi inti PCE yang lebih tinggi." kata Peter Williams, ekonom di 22V Research, dalam catatannya dilansir oleh Bloomberg.
Namun, walau inflasi diperkirakan meningkat, para pelaku pasar menaikkan ekspektasi bahwa akan terjadi pemangkasan bunga acuan The Fed lebih banyak tahun ini ketimbang perkiraan sebelumnya. Ada probabilitas hingga 30% untuk Fed fund rate dipangkas pada pertemuan FOMC 7 Mei nanti.
Peluang pemangkasan FFR dalam pertemuan The Fed di sisa tahun ini juga membesar.
Ekonom Bloomberg Economics Anna Wong menambahkan, inflasi inti PCE Amerika diperkirakan akan naik jadi 3% pada kuartal akhir tahun ini, lebih tinggi dibanding prediksi sebelumnya di 2,8%.
"Kami menunjuk pada dampak yang lebih moderat terhadap inflasi ketimbang yang permodelan Fed pada [perang dagang] 2018, seiring dengan prediksi kami bahwa dampak terbesar akan terjadi pada pasar tenaga kerja dan keuntungan perusahaan," kata Wong.
Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan memberikan pidato terkait outlook ekonomi pada Jumat pagi ini setelah Biro Statistik AS merilis laporan penggajian bulan Maret yang ditunggu-tunggu oleh pasar.
(rui)