Logo Bloomberg Technoz

Tarif Resiprokal Bisa Pangkas Neraca Dagang jadi Sisa US$700 Juta

Merinda Faradianti
04 April 2025 06:30

Trump umumkan tarif resiprokal, terendah (Diolah)
Trump umumkan tarif resiprokal, terendah (Diolah)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penetapan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi mempengaruhi neraca dagang Indonesia. Tim Riset Bahana Sekuritas memprediksi, surplus neraca dagang Indonesia bisa turun dari US$3 miliar menjadi US$900 juta atau bahkan US$700 juta.

"Akibatnya hal ini dapat memperluas defisit transaksi berjalan FY25E (estimasi tahun penuh 2025) menjadi 0,9% dari PDB atau bias atas kisaran target BI 0,5-1,3%," tulis Tim Riset Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dan Purbiantoro Lintang, Rabu (03/05/2025).

Menurut dia, tarif impor 32% bagi produk Indonesia akan memberikan dampak yang signifikan terhadap neraca pembayaran yakni pada perdagangan dan investasi. 

Saat ini, produk Indonesia dikenakan tarif impor 10% di AS. Faktanya, beberapa barang konsumsi benar-benar bebas dari bea masuk, karena Indonesia menikmati fasilitas preferensi sistem umum (GSP) yang diberikan oleh pemerintah AS kepada negara berkembang.

"Jika lebih banyak negara menerapkan tarif universal baru, itu akan mempengaruhi ekspor Indonesia secara langsung, atau tidak langsung melalui permintaan global yang lebih lemah," tulis mereka.