Lebih lanjut, Didid mengungkapkan, setiap tahunnya akan ada sekitar 3 juta ton CPO yang akan diperdagangkan di bursa berjangka CPO atau 9,75% dari total ekspor produk berbasis kelapa sawit Indonesia.
Seperti diketahui, setiap tahunnya rerata produk berbasis kelapa sawit Indonesia mencapai 50 juta ton. Sebanyak, 30 juta di antaranya diekspor.
"Dari 30 juta ton itu, yang masuk kode HS 15.111.000 itu hanya sekitar 9,75% atau mendekati 3 juta ton, inilah yang akan kami wajibkan untuk ekspornya nanti melalui bursa," tegasnya.
Lebih Transparan
Didid menilai bursa berjangka CPO akan membuat pembentukan harga CPO menjadi lebih transparan, akuntabel, dan berbasis waktu nyata (real time). Selama ini, harga CPO yang terbentuk di Indonesia masih berdasarkan pada kesepakatan antar pebisnis atau business-to-business (B2B) yang transparansinya kerap dipertanyakan, khususnya terkait dengan kualitas dan sertifikasinya.
"Apapun kualitasnya, sertifikasinya harus disampaikan karena ini banyak penjual ketemu banyak pembeli. Penjual bisa ketemu pembeli manapun, tetapi yang harus dilihat tetap barangnya," tuturnya.
Dengan demikian, Didid juga berharap harga yang terbentuk dari bursa berjangka CPO dpt digunakan untuk menentukan bea keluar (BK) atau pungutan ekspor (PE). Di lain sisi, hadirnya bursa berjangka komoditas itu dapat ikut memperbaiki harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani kelapa sawit.
"Nanti yang akan jadi price reference adalah harga sebelum pajak. Kan ada bea keluar dan pungutan ekspor, nanti besarannya akan ditentukan berdasarkan pada price reference yang terbentuk, jadi [harga] sebelum pajak," paparnya.
Walapun demikian, Didid mengatakan harga CPO tidak akan langsung terbentuk dan bisa menjadi acuan harga ekspor setelah bursa berjangka CPO berjalan pada Juni 2023. Paling lambat, HPE akan mengacu pada yang terbentuk pada bursa berjangka komoditas itu pada akhir tahun ini.
"Perlu waktu siapa saja yang jadi peserta bursa, tentu para eksportir itu, dan ada persyaratannya. Nanti setelah itu kita launching perdagangan ekspor CPO masuk bursa. Harapannya akan terbentuk harga referensi. Akhir tahun paling lambat price reference bisa kita tetapkan," pungkasnya.