Logo Bloomberg Technoz

Di sisi bersebarangan, para investor emas adalah yang paling semringah pada awal tahun ini. Harga emas tak lelah mendaki memecahkan rekor baru berulang kali. Pecah rekor harga emas dunia turut melonjakkan harga emas lokal seperti emas Antam yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk.

Para pemegang surat berharga atau obligasi baik obligasi negara maupun korporasi juga masih membukukan return positif, meski belakangan ini tekanan harga meningkat di pasar terindikasi dari kenaikan tingkat imbal hasil di hampir semua tenor.

Nama Aset Harga akhir tahun 2024 Harga akhir Maret 2025 Return kuartal 1-2025
IHSG 7.079,90 6.510,62 -8,04%
Obligasi Pemerintah  383,61 390,15 +1,70%
Obligasi Korporasi 455,56 467,41 +2,60%
Emas spot  US$ 2.624,50 per troy ounce US$ 3.123,57 per troy ounce +19,01%
Emas Antam  Rp1.515.000 per gram Rp1.806.000 per gram +19,20%
Dolar AS  Rp16.102/US$ Rp16.560/US$ 2,84%
Reksa Dana Saham 5.733,24 5.248,77 -8,45%
Bitcoin US$ 93.714,04 US$ 82.421,29 -12,05%

Sumber: Bloomberg, Infovesta, Antam

Saham

Setelah menyentuh level all-time-high pada September lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merosot.

Puncaknya adalah pada 18 Maret lalu ketika IHSG dilanda aksi jual masif seketika sampai indeks anjlok lebih dari 7%, menyentuh di bawah 6.000, menyalakan fitur penghentian perdagangan atau trading halt selama 30 menit. 

Pada akhir kuartal 1-2025 atau sebelum libur panjang Lebaran dimulai, indeks ditutup di 6.510,62. Indeks sempat menyentuh level penutupan terendah di 6.161,21, mencerminkan penurunan 21% dari level tertingginya.

Investor asing membukukan net sell sebesar Rp27,8 triliun selama kuartal pertama lalu.

Kejatuhan indeks saham domestik terutama karena faktor domestik. Mulai dari penurunan rekomendasi investasi saham secara beruntun oleh berbagai bank investasi global, seperti Morgan Stanley juga Goldman Sachs.

Penurunan terutama karena kekhawatiran akan efek pelemahan rupiah, ketidakjelasan kebijakan pemerintah, prospek fiskal serta pembentukan Danantara.

Kejatuhan harga saham menyeret pula produk derivasinya yang menjadikan saham sebagai aset dasar, seperti reksa dana saham.

Obligasi 

Pasar surat utang domestik sejatinya sempat menikmati masa yang manis terutama ketika Bank Indonesia memangkas BI rate dan terus menurunkan tingkat bunga acuan Sekuritas Rupiah (SRBI). 

Reli harga surat utang negara berlangsung hingga yield SUN-10Y turun di 6,76%. Namun, sebulan terakhir sentimen berbalik. Kekhawatiran akan prospek fiskal RI di tengah ketidakjelasan kebijakan pemerintah, membuat investor berangsur keluar. Yield benchmark SUN 10Y kini kembali menyentuh 7,00%.

Para investor lebih banyak menyerbu tenor pendek membawa pergerakan yield cenderung membentuk pola bear-steepening, ketika imbal hasil obligasi tenor panjang terjadi lebih banyak atau lebih cepat dibanding yield tenor pendek. 

Peringatan dari lembaga pemeringkat global akan isu fiskal ke depan, menjadi sumber kehati-hatian utama. Kendati global ratings mempertahankan peringkat utang RI di kategori investment grade, akan tetapi risiko fiskal menjadi peringatan utama lembaga tersebut.

Bitcoin

Harga mata uang kripto paling berharga di dunia ini sempat menyentuh rekor termahal sepanjang sejarah pada akhir Januari lalu. Reli harga Bitcoin terutama karena keterpilihan Trump sebagai orang nomor satu di Negeri Paman Sam, dinilai memiliki keberpihakan yang besar terhadap utilisasi kripto sebagai bagian dari industri keuangan. 

Bahkan, Amerika Serikat telah memulai akumulasi Bitcoin sebagai bagian dari cadangan asetnya-sebuah langkah yang menandai pengakuan atas nilai strategis aset kripto di tingkat nasional.

Namun, dukungan positif itu tak cukup lama menahan reli Bitcoin berlanjut. Harga aset ini terpangkas hingga 12% selama tiga bulan pertama tahun ini terutama karena ketidakpastian seputar kebijakan tarif AS.

Emas

Di antara semua jenis instrumen investasi, emas adalah juara pada kuartal 1-2025. Harga si logam mulia ini berulang kali memperbarui rekor tertinggi sepanjang masa sejak tahun lalu. 

Ketidakpastian yang makin besar di pasar, mulai dari isu tarif yang memantik perang dagang, ancaman inflasi yang potensial meningkat karena perang tarif, ditambah sinyal pelemahan ekonomi AS yang menaikkan ekspektasi akan penurunan bunga acuan, ditambah kenaikan tensi geopolitik mulai Timur Tengah sampai Eropa, kesemuanya bergantian mengerek harga emas di pasar global.

Para investor berlari menempatkan dana mereka dari aset-aset berisiko ke emas yang diperlakukan sebagai safe haven dalam ketidakpastian pasar yang tinggi.

Harga emas diperkirakan akan terus melanjutkan rekor-rekor baru tertinggi ke depan. Beberapa bank investasi global sempat merilis prediksi baru mereka tentang harga emas di mana komoditas berharga ini berpotensi menembus level US$ 3.500 per troy ounce dalam beberapa bulan ke depan.

Emas Antam

Kenaikan harga emas dunia melejitkan harga emas lokal. Salah satu yang jadi benchmark yakni emas Antam juga mencatat kenaikan harga hampir 20% hanya dalam 3 bulan pertama tahun ini.

Pada penutupan kuartal pertama, emas Antam dijual seharga Rp1.806.000 per gram. Sementara harga buyback yaitu harga yang jadi acuan ketika investor hendak menjual emasnya kembali pada Antam, dibanderol Rp1.657.000 per gram.

Alhasil, potensi keuntungan investor emas yang membeli emas Antam pada akhir tahun lalu, adalah 9,73%. Meski kenaikan harga buyback jauh di bawah kenaikan harga jual emas Antam, akan tetapi return sebesar itu sudah menjadikan emas batangan sebagai aset yang cukup menguntungkan pada awal tahun ini. Terlebih bagi investor emas yang sudah membeli emas jauh-jauh hari.

Harga emas Antam bukan cuma terkerek harga dunia, tapi juga karena kurs dolar AS yang makin mahal. Apabila rekor harga emas di pasar global berlanjut, besar kemungkinan harga emas lokal juga ikut terkerek naik. 

Ditambah kian mahalnya kurs dolar AS, harga emas di pasar lokal bisa makin mahal pula.

Harga emas Antam menjebol level termahal sepanjang masa seharga Rp1.826.000 per gram pada 1 April lalu.

(rui)

No more pages