Logo Bloomberg Technoz

"Sentimen pasar tetap rapuh menjelang hari penetapan tarif," ujar Fawad Razaqzada dari City Index dan Forex.com. "Dengan cakupan kebijakan ini yang masih belum jelas, investor cenderung tetap berhati-hati. Prospek jangka pendek pasar saham masih sangat tidak pasti."

Pada perdagangan terakhir, indeks S&P 500 naik 0,4%. Saham-saham teknologi raksasa dalam kelompok “Magnificent Seven” menghentikan tren penurunan selama empat hari berturut-turut, dengan semua anggotanya mengalami kenaikan. Tesla Inc melonjak 3,6% menjelang laporan penjualan kuartal pertama. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun empat basis poin menjadi 4,17%. Sementara itu, nilai tukar dolar AS relatif stabil, dan harga emas terkoreksi dari rekor tertinggi.

Ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan. (Sumber: Bloomberg)

Trump dijadwalkan memberlakukan tarif "resiprokal" dan bea masuk lainnya pada hari yang disebutnya sebagai "Liberation Day" atau Hari Pembebasan. Kebijakan ini diperkirakan mencakup lebih banyak sektor dibanding tarif Smoot-Hawley tahun 1930 yang kerap dijadikan peringatan terhadap kebijakan proteksionisme. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Trump untuk membongkar sistem perdagangan global yang dibangun AS sejak era tersebut, dengan alasan bahwa kebijakan perdagangan sebelumnya merugikan Amerika.

"Kami meragukan bahwa ‘Liberation Day’ akan menjadi akhir dari ketidakpastian tarif," ujar tim analis HSBC yang dipimpin Max Kettner. "Justru ada kemungkinan besar bahwa tenggat waktu 2 April akan menambah ketidakpastian dan memperpanjang periode pelemahan ekonomi secara luas."

Tiga analis utama Wall Street, yang sebelumnya optimistis terhadap pasar saham, kini mengakui bahwa mereka terlalu tinggi dalam memperkirakan kinerja S&P 500 tahun ini. Goldman Sachs, Societe Generale, dan Yardeni Research semuanya telah menurunkan target akhir tahun mereka untuk indeks acuan tersebut.

Meski demikian, ketiganya masih memproyeksikan S&P 500 akan menguat dibanding level penutupan Senin lalu.

Dengan kata lain, meski para analis memperingatkan potensi perlambatan akibat kebijakan Trump, mereka belum memperkirakan krisis besar dalam waktu dekat. Bahkan, hampir semua analis utama yang dipantau Bloomberg masih memperkirakan indeks akan mengalami kenaikan sebelum akhir tahun.

Grafik S&P 500. (Sumber: Bloomberg)

Para investor juga bersiap untuk periode kinerja yang lebih kuat bagi obligasi pemerintah AS. Sinyal perlambatan ekonomi AS telah mendorong reli obligasi pada kuartal pertama, membuat imbal hasil obligasi 10-tahun turun sekitar 0,5% dari puncaknya di bulan Januari. Barclays Plc mencatat bahwa hedge fund berbasis tren telah beralih ke posisi short pada saham AS dan long pada obligasi pemerintah AS.

Meningkatnya risiko resesi AS juga mendorong Pacific Investment Management Co (PIMCO) untuk merekomendasikan investasi pada obligasi global sebagai sumber pengembalian yang lebih stabil.

Manajer investasi obligasi ini memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan, pemotongan biaya, dan kebijakan imigrasi Trump berpotensi memperlambat ekonomi AS lebih dari yang diperkirakan sebelumnya. Dampaknya, pasar tenaga kerja bisa terganggu, yang semakin memperkuat pandangan bahwa investor perlu mengalihkan portofolio mereka ke aset yang lebih aman.

"Ada alasan kuat untuk mendiversifikasi portofolio dari saham AS yang terlalu mahal ke obligasi global berkualitas tinggi," tulis analis PIMCO, Tiffany Wilding dan Andrew Balls. "Pasar saat ini berada dalam tahap awal dari periode multitahun di mana obligasi dapat mengungguli saham dengan profil risiko yang lebih menguntungkan."

(bbn)

No more pages