Logo Bloomberg Technoz

Menurut laporan awal Xiaomi, fungsi bantuan pengemudi canggih (advanced driver assistance system) pada mobil tersebut telah diaktifkan kurang dari 20 menit sebelum kecelakaan terjadi. Sistem tersebut memberikan peringatan kepada pengemudi yang tidak memegang kemudi dengan benar. Kecelakaan terjadi hanya beberapa detik setelah pengemudi menerima peringatan tentang rintangan di jalan dan kembali mengendalikan kemudi.

Mobil listrik tersebut terbakar setelah menabrak, dengan bagian-bagian mobil, termasuk rangka baja, terlihat di lokasi kejadian, menurut laporan media setempat.

Pengenalan teknologi bantuan pengemudi canggih—yang masih mengharuskan pengemudi untuk memegang kemudi dan tetap waspada terhadap lalu lintas sekitar—telah menimbulkan kekhawatiran bahwa orang-orang terlalu bergantung pada teknologi ini dan tidak memperhatikan jalan dengan seksama.

Tesla Inc juga menghadapi beberapa penyelidikan di AS terkait apakah sistem otomasi parsial mereka yang dipasarkan sebagai Full Self-Driving memiliki cacat setelah beberapa kecelakaan, salah satunya menyebabkan korban jiwa. Perusahaan otomotif asal AS ini juga terlibat dalam beberapa kecelakaan besar di China, termasuk satu kejadian pada tahun 2021 ketika pemilik mobil Tesla melompat ke atas mobil pameran di Shanghai Auto Show dan berteriak bahwa ia hampir meninggal karena rem mobilnya blong.

Xiaomi, yang lebih dikenal dengan ponsel pintar mereka, telah meraih kesuksesan instan dengan ekspansi mereka ke bisnis mobil listrik, bahkan menaikkan target penjualan mereka untuk tahun 2025 menjadi 350.000 unit pada bulan lalu.

(bbn)

No more pages