Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia meroket sepanjang Maret, hingga menyentuh rekor baru. Bagaimana proyeksi untuk bulan ini?
Pada Senin (31/3/2025), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$$ 3.120,9/troy ons. Melonjak 1,19% dari hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.
Harga emas menutup perdagangan Maret dengan kenaikan 8,1% selama sebulan. Sepanjang kuartal I-2025, harga melonjak hampir 20%. Ini menjadi kenaikan kuartalan terbaik sejak kuartal III-1986.
Lantas bagaimana perkiraan harga emas untuk April? Apakah rekor akan kembali tercipta?
Secara teknikal dengan perspektif bulanan (monthly time frame), emas harga emas nyaman di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 83,09.
RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun waspada, karena RSI di atas 70 artinya sudah jenuh beli (overbought).
Sinyal overbought kian terasa dengan indikator Stochastic RSI yang sudah mencapai 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli.
Dengan demikian, harga emas berisiko melemah. Maklum, kenaikan harganya sudah begitu tinggi, Mungkin perlu ada konsolidasi.
Cermati pivot point di US$ 3,036/troy ons. Dari situ, target support kemungkinan ada di rentang US$ 2.906-2.751/troy ons.
Adapun target resisten terdekat ada di kisaran US$$ 3.139-3.259/troy ons. Jika tertembus, maka target berikutnya yang bisa diuji adalah US$ 3.304-3.326/troy ons.

Faktor Pengerek Harga Emas
Kekhawatiran terhadap prospek perekonomian global ke depan membuat investor berlindung dengan memborong emas. Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meneken aturan untuk memberlakukan tarif bea masuk 25% terhadap seluruh impor kendaraan bermotor.
Pemerintahan Trump juga berencana memberlakukan tarif bea masuk secara resiprokal. Tarif akan makin besar bagi negara yang menikmati surplus dagang besar dengan Negeri Paman Sam.
Saat kondisi penuh gejolak dan ketidakpastian, investor biasanya memang memilih emas. Maklum, emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset).
“Arus modal masuk ke emas makin deras, dan mungkin akan bertambah. Ada pula kondisi makro di mana emas bisa bersaing meski suku bunga turun,” kata Amy Gower, Commodity Strategist di Morgan Stanley, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Gower memperkirakan harga emas bisa naik ke kisaran US$ 3.300-3.400/troy ons tahun ini. Sementara Goldman Sachs Group Inc memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 3.300/troy ons pada akhir tahun ini.
(aji)