Logo Bloomberg Technoz

Pertamina Bangun Sarana Air Bersih di NTT


(Dok.Pertamina)
(Dok.Pertamina)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kekeringan yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menjadi tantangan berat bagi masyarakat setempat. Tahun 2023, delapan kabupaten mengalami kekeringan parah, sementara 14 wilayah lainnya dalam status siaga. Akibatnya, banyak warga terpaksa menempuh perjalanan hingga 10 kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih, yang dibanderol Rp2.500 per 20 liter.

Salah satu wilayah terdampak adalah Desa Tanaduen, Kangae, Kabupaten Sikka. Kepala Desa Tanaduen, Paulus Johnson Aritos, mengungkapkan bahwa kesulitan akses air bersih selalu menjadi persoalan utama saat musim kemarau.

“Kendala untuk mengakses air bersih di desa kami sering terjadi. Kami terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan berbagai cara karena akses air bersih menjadi salah satu isu penting. Sejalan dengan pentingnya air untuk menjaga kesehatan, sanitasi, dan kebutuhan dasar di desa,” ujarnya.

(Dok.Pertamina)

Upaya mengatasi krisis ini membuahkan hasil pada akhir 2024, dengan dukungan dari Pemerintah Daerah dan PT Pertamina (Persero). Infrastruktur air bersih pun dibangun di desa ini, mencakup pengeboran sumur, instalasi pompa, tempat penyimpanan air berkapasitas 4.600 liter, sistem filterisasi, serta distribusi air ke rumah warga. Sarana ini diserahkan sepenuhnya kepada desa untuk dikelola demi kepentingan masyarakat.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan.