Bloomberg Technoz, Jakarta - Sinarmas Land Ltd, sebuah perusahaan milik keluarga Widjaja mengajukan menghapus saham dalam perdagangan di bursa Singapura dengan menawarkan voluntary unconditional cash offer atas saham beredar dengan total senolai SGD1,31 miliar.
Sinarmas Land Ltd telah mengumumkan atau delisting di Singapore Exchange (SGX), Kamis (27/3/2025) kemarin dengan penawaran pembelian kembali saham treasury senilai SGD 0,31/saham.
Harga tersebut termasuk premi sebesar 12,7% di atas harga perdagangan terakhir Sinarmas Land sebesar SGD 0,275 per saham per 24 Maret lalu. Satu hari berselang perusahaan meminta penghentian perdagangan atas sahamnya.
Hal ini juga mencerminkan premi sekitar 17,1, 5,6 dan 14,6% di atas harga rata-rata volume tertimbang saham selama periode 1, 3, 6 hingga 36 bulan masing-masing termasuk hari penutupan perdagangan pasar saham, lanjut pernyataan perusahaan.
Namun, harga penawaran ini merupakan diskon 73,9% terhadap nilai aset bersih perseroan sebesar SGD 1,19 per saham berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024 lalu.
Penawar akan dilakukan melalui Lyon Investmend Ltd., yang juga dimiliki oleh keluarga konglomerat RI tersebut, memegang sekitar 70,3% dari total saham yang diterbitkan di Sinarmas Land. Di Lyon, Franky Oesman Widjaja berperan sebagai executive chairman, Muktar Widjaja sebagai CEO, dan Margaretha Natalia Widjaja direktur.
Nantinya, perdagangan saham Sinarmas Land akan dihentikan apabila kurang dari 10% dari jumlah total sahamnya telah dimiliki oleh publik pada akhir penawaran.
"Harga penawaran mewakili premi yang menarik, melebihi harga penutupan saham pada lebih dari 96% dari total jumlah hari perdagangan saham dalam lima (5) tahun terakhir," tutur pengumuman tersebut.
Pihak penawar mengatakan bahwa, dalam hal ini, tidak bermaksud untuk mendukung atau mengambil langkah apa pun agar peredaran saham publik dipulihkan atau agar penangguhan perdagangan apapun dicabut.
Ditambahkannya, pihaknya bermaksud untuk menggunakan hak akuisisi wajib, jika berhasil memperoleh setidaknya 90% saham yang belum dimilikinya sebelum penawaran.
Lyon Investments juga menyatakan rencana untuk mengeluarkan Sinarmas Land dari papan utama Bursa Efek Singapura (SGX). Salah satu alasan utama langkah ini adalah kurangnya likuiditas perdagangan saham di SGX selama setahun terakhir.
Penawar menyatakan bahwa delisting "akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi manajemen dalam mengelola bisnis.".
Selain itu, "keputusan ini juga akan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan modal perusahaan, serta mengurangi biaya operasional dan kepatuhan yang terkait dengan menjadi perusahaan publik."
Grup Sinarmas bergerak pada multi bisnis mulai dari bank hingga properti. Dua tahun lalu Sinarmas mengakuisisi perusahaan tambang batu bara Golden Energy and Resources dari SGX. Keluarga ini juga memiliki perusahaan lain yang terdaftar di SGX dalam bentuk perusahaan kelapa sawit Golden Agri-Resources. Data mencatat kapitalisasi pasarnya mencapai US$3,4 miliar.
(wep)