Logo Bloomberg Technoz

Selain suhu panas yang semakin ekstrem, kondisi perumahan di kota-kota besar dengan ventilasi yang buruk dan ruang yang sempit juga mendorong lonjakan penjualan AC, menurut Thiagarajan. Sekitar 40% penjualan tahun lalu dilakukan melalui skema pembiayaan konsumen, seperti kredit dan program "buy now, pay later" atau beli sekarang, bayar belakangan.

Di sisi lain, masyarakat kelas atas di India semakin banyak membeli AC dengan fitur teknologi canggih, seperti sistem berbasis Wi-Fi atau kendali suara.

CEO Voltas Ltd, Pradeep Bakshi, yang perusahaannya dimiliki oleh Tata Group, mengatakan bahwa tren permintaan yang kuat pada tahun lalu diperkirakan akan terus berlanjut. Dalam sebuah email, ia menyatakan bahwa Voltas berencana memperluas pasar ke kota-kota kecil (tier-2 dan tier-3) serta wilayah pedesaan yang lebih terpencil.

Dalam periode April 2024 hingga Januari 2025, volume penjualan Voltas tumbuh 35%, melampaui rata-rata industri, menurut analis Nomura Holdings Inc, Siddhartha Bera dan Kapil Singh. Saham Voltas naik sekitar 30% dalam setahun terakhir, sementara saham Blue Star melonjak lebih dari 70% dalam periode yang sama.

Badan Meteorologi India memperkirakan bahwa sebagian besar wilayah negara itu akan mengalami lebih banyak hari dengan suhu ekstrem dibandingkan biasanya hingga 31 Mei mendatang. Sebelumnya, Februari 2025 tercatat sebagai bulan Februari terpanas kedua dalam lebih dari satu abad.

India memang kerap mengalami peningkatan suhu menjelang musim hujan yang biasanya dimulai pada bulan Juni. Dengan kondisi cuaca yang semakin panas, permintaan akan sistem pendingin udara diprediksi akan terus meningkat dalam waktu dekat.

(bbn)

No more pages