Logo Bloomberg Technoz

Saham zombie biasanya mencatatkan laba yang sangat rendah atau bahkan mengalami kerugian secara beruntun selama beberapa tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan yang memadai meskipun telah beroperasi dalam waktu yang lama. Laba negatif ini menjadi tanda bahwa perusahaan berjuang untuk bertahan hidup.

4. Kurangnya Inovasi dan Adaptasi Pasar

Inovasi adalah kunci untuk bertahan di pasar yang kompetitif. Sayangnya, perusahaan dengan saham zombie cenderung terjebak dalam model bisnis lama yang tidak relevan lagi dengan kebutuhan pasar saat ini. Kurangnya inovasi membuat mereka kehilangan daya saing dan sulit untuk menarik minat investor.

5. Kinerja Saham yang Buruk dalam Jangka Panjang

Saham zombie sering menunjukkan kinerja buruk dalam jangka panjang. Meskipun harga saham dapat melonjak sementara akibat spekulasi pasar, dalam jangka panjang cenderung stagnan atau terus menurun. Investor yang tidak berhati-hati dapat terjebak dalam investasi yang merugikan.

Risiko Saham Zombie bagi Investor

10 Saham Paling Banyak Diborong Investor Asing (Bloomberg Technoz/Asfahan)

1. Potensi Kerugian Modal Signifikan

Risiko utama berinvestasi dalam saham zombie adalah kerugian modal yang besar. Tanpa prospek pertumbuhan yang jelas, harga saham dapat turun secara drastis. Investor berisiko kehilangan sebagian besar atau bahkan seluruh modal yang diinvestasikan.

2. Volatilitas Harga Tinggi

Saham zombie dikenal dengan volatilitas harga yang tinggi. Harga saham bisa melonjak tiba-tiba karena spekulasi pasar atau pemberitaan tertentu, namun sering kali turun drastis setelah itu. Investor yang membeli di harga tinggi berisiko mengalami kerugian besar.

3. Risiko Kebangkrutan

Perusahaan zombie beroperasi dengan kondisi keuangan yang sangat buruk. Jika tidak ada perbaikan signifikan, kebangkrutan menjadi risiko yang nyata. Dalam situasi kebangkrutan atau likuidasi, investor bisa kehilangan seluruh investasinya.

4. Kesulitan Mengelola Portofolio

Saham zombie tidak memberikan dividen yang konsisten dan cenderung berfluktuasi liar. Ini menyulitkan investor dalam mengelola portofolio. Saham semacam ini menambah ketidakpastian dan menyulitkan investor untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

5. Merusak Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi adalah kunci dalam investasi yang sehat. Namun, berinvestasi dalam saham zombie dapat merusak diversifikasi karena kinerja yang buruk dan ketidakpastian yang tinggi. Ketika saham ini terus menurun, dampaknya pada keseluruhan portofolio bisa sangat merugikan.

Tips Menghindari Saham Zombie

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
  1. Analisis Fundamental Mendalam: Periksa laporan keuangan, rasio utang, dan laba perusahaan sebelum berinvestasi.

  2. Perhatikan Tren Pasar: Hindari perusahaan yang tidak menunjukkan inovasi dan adaptasi terhadap perubahan pasar.

  3. Diversifikasi Portofolio: Jangan terlalu banyak mengalokasikan dana pada saham dengan kinerja yang meragukan.

  4. Konsultasi dengan Ahli Keuangan: Mendapatkan saran dari profesional dapat membantu menghindari jebakan saham zombie.

Saham zombie merupakan jebakan berbahaya bagi investor yang tidak waspada. Perusahaan dengan ciri-ciri seperti pendapatan stagnan, utang tinggi, laba negatif, dan kurangnya inovasi cenderung membawa risiko besar. 

Investor harus berhati-hati dalam memilih saham dan memastikan untuk melakukan analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan investasi. Dengan strategi yang tepat, investor dapat menghindari kerugian besar dan mencapai tujuan keuangan yang lebih aman.

(seo)

No more pages